Lifestyle
Senin, 8 Mei 2023 - 22:16 WIB

IDAI: Orang Tua Tak Perlu Takut Efek Samping Imunisasi pada Anak

Newswire  /  Astrid Prihatini WD  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi vaksinasi pada anak. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO-Ketua Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Prof. Dr. dr. Hartono Gunardi, Sp.A(K) mengimbau agar orang tua tak perlu merasa takut terhadap efek samping yang mungkin muncul setelah anak mendapatkan imunisasi dasar. Simak ulasannya di tips parenting kali ini.

“Memang bisa menyebabkan rewel [ditambah risiko demam], dan itu merupakan istilahnya ‘harga’ yang harus ditempuh atau harus dibayar untuk mendapatkan manfaat jangka panjang proteksi terhadap penyakit buat anak kita,” kata Hartono dalam acara Pekan Imunisasi Dunia 2023 di Jakarta, Senin (8/5/2023).

Advertisement

Menurut Hartono, ketakutan orang tua terhadap efek samping atau kejadian ikutan pasca-imunisasi (KIPI) memang masih menjadi hambatan pada pelaksanaan imunisasi dasar anak di Indonesia.

Berdasarkan penelitian terhadap sekitar 600 anak yang mendapatkan suntikan imunisasi pentavalen pada usia 2-4 bulan, Hartono menjelaskan, bahwa efek samping demam tinggi di atas 39 derajat hanya terjadi pada 1 persen anak dan demam 38 derajat hanya 25 persen anak.

Advertisement

Berdasarkan penelitian terhadap sekitar 600 anak yang mendapatkan suntikan imunisasi pentavalen pada usia 2-4 bulan, Hartono menjelaskan, bahwa efek samping demam tinggi di atas 39 derajat hanya terjadi pada 1 persen anak dan demam 38 derajat hanya 25 persen anak.

Menurut dia, KIPI juga tidak selalu terjadi pada anak-anak setelah mendapatkan imunisasi. Meski begitu, Hartono tetap mengingatkan agar orang tua memastikan kondisi kesehatan anak terlebih dahulu sebelum menerima imunisasi.

Obat penurun demam atau paracetamol dapat disiapkan orang tua apabila anak memang mengalami demam sebagai efek samping imunisasi. Menurut Hartono, demam yang muncul wajar terjadi dan biasanya paling lama berlangsung selama 24 hingga 48 jam.

Advertisement

“Antibodinya terbentuk memang, tetapi tidak setinggi bila tidak diberi paracetamol,” ujar Hartono seperti dikutip dari Antara pada Senin (8/5/2023).

Dia juga mengingatkan bahwa paracetamol dibutuhkan saat suhu tubuh anak berada di atas 38 derajat celcius. Saat anak demam, disarankan untuk kompres dengan air hangat dan kenakan pakaian yang tipis.

Demam, kata Hartono, adalah reaksi tubuh ketika menghadapi vaksin yang berisi kuman mati atau kuman yang dilemahkan. “Jadi, ada sistem kekebalan yang dilatih. Untuk nanti kalau dia ketemu musuh betulannya, dia sudah siap,” kata Hartono.

Advertisement

Selain masalah efek samping, menurut Hartono, anggapan bahwa vaksin haram disuntikkan pada manusia juga masih menjadi hambatan penerimaan imunisasi di masyarakat terutama pada anak.  Hartono memastikan bahwa produk akhir vaksin tidak mengandung zat dari babi sama sekali karena sudah melalui proses penyaringan secara berulang-ulang. Selain itu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada 2016 juga telah mengeluarkan fatwa bahwa imunisasi pada dasarnya dibolehkan.

 

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif