Lifestyle
Kamis, 6 Januari 2022 - 15:15 WIB

IDI Tegaskan Florona Bukan Hasil Mutasi dari Varian Baru Covid-19

Newswire  /  Astrid Prihatini WD  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pilek (Thinkstock)

Solopos.com, SOLO-Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban menegaskan Florona bukanlah salah satu hasil mutasi dari varian baru Covid-19. Tetapi penyakit ini merupakan fenomena terjadinya infeksi ganda dari dua buah virus yang berbeda yaitu Corona dan influenza .

Terkait temuan ibu hamil di Israel yang terinfeksi Florona, Zubairi tegaskan hal itu bukan karena hasil mutari varian baru Covid-19. Hal itu terjadi lantaran adanya kondisi sistem imunitas pada tubuh yang sedang lemah.

Advertisement

“Mengenai Florona ini, sebenarnya bukan varian baru Covid-19. Namun ada infeksi ganda, artinya ada dua jenis virus yang menginfeksi pada seseorang [secara bersamaan],” kata Zubairi seperti dikutip dari Antara pada Kamis (6/1/2022).

Baca Juga: Positif dan Probable Omicron Harus Isolasi di RS, Bayar atau Gratis?

Advertisement

Baca Juga: Positif dan Probable Omicron Harus Isolasi di RS, Bayar atau Gratis?

Meski Florona bukan varian baru Covid-19, tetapi masyarakat diimbau tetap waspada karena memiliki kemungkinan untuk menulari seseorang secara bersamaan. Apalagi kedua virus sama-sama menular melalui udara atau droplet dan menyerang saluran pernafasan.

Walaupun memiliki persamaan dalam cara penularan, baik Covid-19 maupun influenza memiliki penyebab yang berbeda. Sehingga obat atau vaksin yang diberikan kepada pasien diberikan secara berbeda pula.

Advertisement

Menurutnya, flu yang banyak diderita orang Indonesia merupakan common cold yang menyebabkan seseorang menderita batuk, pilek dan bersin saja. Tak sama dengan influenza di negara yang memiliki musim dingin seperti Amerika Serikat yang menyebabkan penderitanya memiliki gejala berat seperti terkena radang paru atau meninggal.

Baca Juga: Kembali Aktif Di Instagram, Rachel Vennya Unggah Ini

Meski jarang ditemukan, Zubairi meminta semua pihak tetap waspada dan tidak bersifat angkuh pada kondisi negara saat ini.  Ia meminta seluruh pihak tetap mengedepankan protokol kesehatan khususnya melakukan vaksinasi Covid-19 sehingga dapat menangkal berbagai virus masuk ke dalam tubuh.  “Yang paling penting untuk menangkal virus, khususnya virus dari penyebab Covid-19 adalah vaksinasi. Jadi siapa yang belum vaksinasi dua kali segera vaksinasi,” tegas dia.

Advertisement

Direktur Pasca-Sarjana Universitas YARSI Prof Tjandra Yoga Aditama juga mengatakan terjadinya infeksi ganda dipengaruhi oleh tiga hal.

Ketiga hal itu adalah seberapa kuatnya virus bertahan, seberapa kuat daya tahan tubuh seseorang dan faktor lingkungan sekitarnya. “Jadi tidak bisa kita katakan kalau Covid-19 lebih kuat atau flunya lebih kuat. Itu tergantung dari masing-masing orang perkembangannya. tapi sekali lagi, kemungkinan menderita dua dapat saja terjadi,” tegas Tjandra.

Tjandra menjelaskan, tidak ada gejala spesifik dari Florona, karena Florona hanyalah sebuah nama yang dibuat oleh seseorang. Sehingga bila bicara mengenai bisa atau tidaknya memberikan dampak terjadinya gelombang Covid-19 yang baru, masih butuh analisis dan pantauan lebih lanjut dari negara dengan kasus yang bersangkutan.

Advertisement

Baca Juga: Wah Seram! Pembantu Celine Evangelista Pingsan Diganggu Boneka Arwah

“Istilah Florona tidak ada dalam dunia. Itu hanya beredar di media sosial, tak ada penyakit yang namanya Florona. Kita tunggu saja analisa dari Israel apakah ini fenomena atau banyak kasusnya,” kata Tjandra yang juga Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara itu.

Oleh sebab itu, dia meminta masyarakat untuk tidak langsung mempercayai informasi yang didapat melalui media sosial dan terus mencari informasi dari sumber yang terpercaya.

Diharapkan pula, semua pihak dapat terus disiplin menjalankan protokol kesehatan supaya tetap sehat dan dapat memutus rantai penularan Covid-19. “Akan lebih baik, kalau masyarakat mengikuti sumber berita yang akurat dan benar. Tidak sepenuhnya berpegangan pada media sosial yang tidak terlalu jelas kebenarannya,” ujar dia.

 

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif