Lifestyle
Rabu, 12 Oktober 2022 - 17:05 WIB

Ilmuwan Temukan Golongan Darah Langka Disebut Er

Astrid Prihatini WD  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi memeriksa golongan darah. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO-Para ilmuwan dari University of Bristol dan NHS Blood & Transplant (NHSBT) telah menemukan sistem golongan darah baru yang langka diberi nama Er. Simak ulasannya di info sehat kali ini.

Temuan yang diterbitkan dalam Blood, jurnal American Society of Hematology, juga memecahkan misteri 30 tahun lalu.  Golongan darah seseorang ditentukan oleh ada tidaknya protein yang dikenal sebagai golongan darah yang terdapat pada permukaan sel darah merah. Meskipun kebanyakan orang sudah familiar dengan konsep golongan darah seperti ABO atau Rh (plus atau minus), masih banyak golongan darah penting lainnya.

Advertisement

Jika ada ketidakcocokan antara darah satu orang dan darah orang lain, kemungkinan aloimunisasi (proses di mana seseorang menghasilkan antibodi terhadap antigen golongan darah yang tidak mereka bawa) muncul.

Baca Juga: Yuk Donor Darah! Stok Golongan Darah O dan A TC di PMI Boyolali Hari Ini Kosong

Advertisement

Baca Juga: Yuk Donor Darah! Stok Golongan Darah O dan A TC di PMI Boyolali Hari Ini Kosong

Golongan darah Er ini ditemukan secara tak sengaja setelah dua wanita hamil yang kehilangan anaknya.   Sampel darah mereka dikirim ke peneliti Bristol, yang terkejut ketika mereka menyadari golongan darah baru sedang menatap mereka.

Temuan itu kemudian dimasukkan ke dalam penelitian yang mencari golongan darah yang tidak diketahui yang kembali 30 tahun, sebagai bagian dari kolaborasi internasional, memecahkan misteri selama beberapa dekade.

Advertisement

Baca Juga: Stok Darah PMI Sragen Hari Ini 12 Oktober 2022

Penemuan darah baru golongan Er ini menjadi pengetahuan baru di bidang kedokteran. Salah satunya, memberikan pemahaman kepada tenaga medis terkait kematian misterius pasien karena komplikasi darah selama kehamilan dan transfusi.

“Menemukan sistem golongan darah baru seperti menemukan planet baru. Ini memperbesar lanskap realitas kita,” kata asisten profesor Daniela Hermelin, di Fakultas Kedokteran Universitas Saint Louis, yang tidak terlibat dalam penelitian ini.

Advertisement

Baca Juga: Kenali Gejala Kerusakan Saraf seperti Dialami Pedangdut Nita Thalia

Mengutip bristol.ac.uk, Rabu, salah satu penulis utama penelitian di University of Bristol, Dr Tim Satchwell, mengatakan studi ini adalah contoh yang bagus tentang bagaimana teknologi baru dapat digabungkan dengan pendekatan yang lebih tradisional untuk menjawab pertanyaan lama yang tidak mungkin dijawab bertahun-tahun yang lalu. “Fakta bahwa Er ternyata adalah Piezo1, protein dengan minat yang begitu luas membuatnya semakin menarik,”  paparnya.

 

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif