SOLOPOS.COM - Ilustrasi pria menahan kencing. (Freepik)

Solopos.com, SOLO-Pembesaran prostat yang jinak (BPE) pada pria adalah istilah medis yang digunakan untuk menjelaskan prostat yang membesar, suatu kondisi yang dapat memengaruhi cara penderita buang air kecil. Untuk menjaga kesehatan organ reproduksi pria, simak ulasannya di info sehat kali ini.

Sebagaimana diketahui Raja Charles telah didiagnosa menderita kanker seusai menjalani pengobatan pembesaran prostat yang dialaminya bulan lalu, sehingga Raja Charles akan menunda tugas-tugas publik yang melibatkannya.

Promosi BRI Pastikan Video Uang Hilang Efek Pemilu untuk Bansos adalah Hoaks

People, Senin (5/2/2024) waktu London, Inggris, melaporkan pihak Istana Buckingham mengungkap bahwa Sang Raja telah didiagnosa menderita kanker. Oleh karena itu, Raja Charles akan beristirahat sementara dari tugas-tugas publiknya sambil menjalani perawatan.

“Selama prosedur pembesaran prostat jinak yang dilakukan Raja baru-baru ini di rumah sakit, ada masalah terpisah yang menjadi perhatian. Tes diagnostik selanjutnya telah mengidentifikasi suatu bentuk kanker,” kata pihak istana dalam sebuah pernyataan dikutip dari Antara pada Selasa (6/2/2024).

Pembesaran prostat umum terjadi pada pria berusia di atas 50 tahun. Ini bukan kanker dan biasanya tidak menjadi ancaman serius bagi kesehatan. Banyak pria khawatir bahwa memiliki prostat yang membesar berarti mereka memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan kanker prostat. Hal tersebut tidak benar.

Dikutip dari NHS, Selasa (6/2/2024), risiko kanker prostat tidak lebih besar bagi pria dengan prostat yang membesar daripada bagi pria tanpa prostat yang membesar.  Prostat adalah kelenjar kecil yang terletak di panggul, di antara penis dan kandung kemih.

Jika prostat membesar, dapat menempatkan tekanan pada kandung kemih dan uretra, yaitu saluran tempat urine melewati.  Hal ini dapat mempengaruhi cara penderita buang air kecil dan mungkin menyebabkan, yakni kesulitan memulai buang air kecil, keinginan buang air kecil yang sering serta kesulitan mengosongkan kandung kemih sepenuhnya.

Pada beberapa pria, gejalanya ringan dan tidak memerlukan pengobatan. Pada yang lain, gejalanya dapat sangat mengganggu.

Penyebab pembesaran prostat pada pria tidak diketahui, tetapi diyakini terkait dengan perubahan hormonal seiring bertambahnya usia seorang pria. Keseimbangan hormon dalam tubuh seseorang berubah seiring bertambahnya usia, dan ini dapat menyebabkan kelenjar prostat Anda tumbuh.

Pengobatan untuk prostat yang membesar akan bergantung pada seberapa parah gejala penderita.  Jika Anda memiliki gejala ringan, biasanya tidak memerlukan pengobatan segera. Dokter akan memberi tahu apakah dan kapan penderita perlu pemeriksaan lebih lanjut.

Penderita mungkin akan disarankan untuk membuat perubahan gaya hidup, seperti mengurangi konsumsi alkohol, kafein, dan minuman berkarbonasim.

Selanjutnya, membatasi konsumsi pemanis buatan, berolahraga secara teratur dan mengurangi minum di malam hari.  Obat untuk mengurangi ukuran prostat dan merelaksasi kandung kemih mungkin direkomendasikan untuk mengobati gejala sedang hingga berat dari prostat yang membesar.

Pembedahan biasanya hanya direkomendasikan untuk gejala sedang hingga berat yang tidak merespons obat.

Pembesaran prostat yang jinak pada pria ini kadang-kadang dapat menyebabkan komplikasi, seperti, infeksi saluran kemih (ISK), retensi urine kronis dan retensi urine akut. Berikut ini penjelasannya:

1. Retensi urine kronis

Retensi urine kronis terjadi ketika seseorang tidak dapat mengosongkan kandung kemih sepenuhnya tetapi masih bisa buang air kecil sedikit.

Gejala retensi urine kronis dapat mencakup, aliran lemah saat buang air kecil, kebocoran urine di malam hari, perasaan bahwa perut seseorang membengkak atau bahwa Anda tidak mengosongkan kandung kemih sepenuhnya.

Retensi urine kronis biasanya tidak menyakitkan tetapi dapat perlahan-lahan meregangkan otot kandung kemih dan membuatnya lebih lemah.

2. Retensi urine akut

Retensi urine akut (RUA) adalah ketidakmampuan tiba-tiba untuk buang air kecil.  Gejala RUA melibatkan, tiba-tiba tidak bisa buang air kecil sama sekali, nyeri perut bagian bawah yang parah, pembengkakan kandung kemih yang dapat dirasakan dengan tangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya