SOLOPOS.COM - Ilustrasi terkena serangan jantung. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO-Bedah jantung dengan luka sayatan minimal bisa jadi pilihan lantaran memiliki sejumlah keuntungan bagi pasien maupun keluarga pasien. Apa sajakah? Simak ulasannya di info sehat kali ini.

Penyakit jantung masih menjadi salah satu penyakit dengan angka kematian yang tinggi di dunia. Melansir data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), tingkat kematian akibat penyakit jantung mencapai 17,9 juta jiwa setiap tahunnya. Menurut Kementerian Kesehatan penyakit jantung juga menjadi beban pembiayaan terbesar BPJS yaitu Rp7,7 triliun.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Tingginya angka kematian tersebut membuat para ahli mengembangkan teknologi oprasi jantung menjadi lebih baik lagi, yaitu dengan teknologi bernama Minimally Invasive Cardiac Surgery (MICS) atau bedah jantung invasif minimal.

Heartology Cardiovascular Hospital menjadi rumah sakit jantung dan pembuluh darah di Indonesia yang memiliki tekonologi  MICS yang dapat memaksimalkan bedah jantung dengan sayatan seminimal mungkin.

Dalam pemaparannya dr.Dicky Aligheri Wartono, Sp.BTKV(K) dari Heartology Cardiovascular Hospital mengungkapkan bahwa tindakan bedah jantung diperlukan untuk berbagai kelainan jantung, seperti kelainan pembuluh darah, katup, hingga tumor di organ jantung.

Dia juga menjelaskan dengan kemajuan teknologi medis, operasi bedah jantung tidak hanya dapat dilakukan secara konvensional atau bedah terbuka saja namun juga dapat dilakukan secara minimally invasive.  Dicky mengatakan bahwa MICS ini merupakan operasi yang hanya membutuhkan sayatan kecil kurang dari 5cm di bawah dada untuk mengakses jantung.

“Metode ini berbeda dengan bedah jantung konvensional di mana akses jantung harus melalui sayatan besar untuk membelah tulang dada. Saat ini, tindakan bedah jantung MICS dapat dilakukan di Heartology sesuai indikasi dan kondisi medis pasien,” ungkap dia dalam webinar dengan media, Kamis (13/7/2023).

Menurut dia keunggulan serta benefit yang dapat dirasakan pasien setelah melakukan operasi bedah jantung dengan sayatan minimal ini adalah nilai kosmetik yang lebih baik karena luka operasi yang cenderung kecil sehingga penyembuhannya pun menjadi lebih cepat, komplikasi yang minimal, dan biaya yang dikeluarkan pun menjadi lebih efisien karena lama perawatan di rumah sakit menjadi lebih singkat.

Dicky juga mengatakan jika pasien pasca operasi MICS dapat kembali beraktivitas normal dengan lebih cepat, sehingga dapat menghasilkan quality of life yang baik lagi

Marketing director Heartology Cardiovascular Hospital, Harmoni Wijaya, juga menambahkan bahwa teknologi MICS merupakan pilihan yang tepat bagi para pasien, terutama bagi mereka yang mengutamakan sisi kosmetik setelah operasi tanpa mengabaikan clinical outcome yang optimal.

“Saat ini kan banyak orang lebih mengutamakan sisi kosmetik setelah operasi. Misalnya pasien berusia 60 tahun masih aktif dan ingin terlihat menarik saat pakai pakaian terbuka tanpa terlihat bekas luka sayatan,” ujarnya memberikan contoh.

“Kini semakin banyak pasien-pasien yang lebih memilih berobat di Indonesia daripada ke luar negeri karena adanya metode tersebut, yang secara tidak langsung juga dapat menyelamatkan devisa negara,” bebernya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya