SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Panganan tradisional dari tepung beras

Kendati jenis makanan tradisional berbahan tepung beras sangat beragam, tetapi tak terlalu gampang untuk dimodifikasi dengan jajanan modern. Tak lain, karena karakteristik tepung beras yang kurang fleksibel.

Promosi Tumbuh Pesat, Agen BRILink Catatkan Transaksi Rp370 Triliun di Kuartal I-2024

Alhasil, pemanfaatannya lebih banyak digunakan untuk hiasan kue dengan bentuk-bentuk yang unik. Selain juga untuk kulit pembungkus atau kulit lumpia pada beberapa jenis penganan.
”Umumnya dibentuk menyerupai aneka buah seperti stoberi, tomat maupun chery sebagai hiasan kue seperti kue tar,” tutur Chef Pastry Hotel Novotel Solo, Suro Hartoyo.

Memang benar, jika dilihat tambahan hiasan sejumlah buah jadi-jadian tersebut kian menambah cantik tampilan kue tar. Dengan warna-warna yang lebih lembut dari warna buah aslinya, hiasan -hiasan berbahan tepung beras itu juga begitu menggoda lidah untuk mencicipi.

Namun, saat dicicipi hiasan-hiasan itu ternyata tak cantik luar dalam. Sensasi rasa yang dihasilkan justru menggelitik lidah. Hambar dengan aroma tepung beras yang masih lekat.

”Itu karena tanpa tambahan perasa apapun. Murni berbahan baku tepung beras dengan sedikit tambahan tepung pati dan pewarna makanan saja. Tetapi tetap aman untuk dikonsumsi,” ungkap Suro.

Sesuai dengan karakteristik tepung beras, lanjut Suro tanpa banyak dicampur dengan bahan lain, aroma tepung beras memang lebih menyengat. Dibandingkan dengan tepung terigu, tekstur tepung beras juga lebih kasar. Warnanya juga sedikit lebih kusam. Sementara kalau dilihat dari berat jenisnya, tepung beras lebih berbobot ketimbang terigu.

Tak lain, kata Suro karena tepung beras sangat sensitif terhadap suhu udara. Sehingga tepung beras lebih mudah lembab. Makanya, tambah Suro, penyimpanan tepung beras harus benar-benar diperhatikan.

Sementara, kalau digunakan untuk kulit pembungkus atau kulit lumpia, menurut Suro, umumnya digunakan pada resep bola-bola pisang. Dengan sifat tepung beras yang keras saat digoreng, menjadikan bentuk bola-bola pisang tetap utuh. ”Namun dipadukan dengan pisang, rasa yang dihasilkan tetap kres,” pungkasnya.

Oleh: Esmasari Widyaningtyas, Fetty Permatasari

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya