SOLOPOS.COM - Ilustrasi memotong kuku. (Freepik)
Solopos.com, SOLO — Tak banyak yang tahu, ternyata ada urutan memotong kuku yang benar hlo menurut ajaran Islam. Kira-kira bagaimana panduannya?
Potong kuku merupakan perbuatan yang telah diatur di dalam Islam yang bisa menjadikan umat muslim bersih dan suci, baik lahir maupun batin. Bahkan, Islam juga memberikan panduan ketika memotong kuku. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW berikut ini.
“Barang siapa yang memotong kukunya dengan cara tidak berurutan atau secara berlawanan, maka tidak akan mengalami sakit mata.” (HR Ibu Qudaamah).
Terkait hadis di atas, bagaimana sih urutan memotong kuku yang benar menurut Islam?
Terkait hadis di atas, bagaimana sih urutan memotong kuku yang benar menurut Islam?
Baca Juga: Hukum Mencabut Uban atau Rambut Putih dalam Islam
Nahdlatul Ulama dalam situs resminya, NU online, An-Nawawi menyatakan bahwa sunah potong kuku tangan dimulai dari jari telunjuk kanan, tengah, manis, kelingking baru kemudian jempol. Sedangkan untuk jari tangan kiri dimulai dari jari kelingking, manis, tengah, telunjuk, baru kemudian yang terakhir jempol.
Baca Juga: Hukum Perjodohan dalam Islam Menurut Pandangan NU
Namun, ada sebuah hadis lain yang mengatur tentang urutan potong kuku menurut Islam. Hadis tersebut juga menyebut memotong kuku dengan urutan yang tertib bisa menyebabkan seseorang menjadi kaya.
“Sesungguhnya Waqi’ telah meriwayatkan melalui sanadnya dari A’siyah ra ia berkata, Rasulullah saw bersabda, ‘Apabila kamu memotong kuku mulailah dengan memotong kuku jari kelingking, tengah, jempol, manis, dan jari telunjuk karena hal itu bisa menjadikan kaya. Ini merupakan pendapat dalam kitab Ar-Ri’ayah.” (Ibnul Muflih dalam kitab Al-Adab Asy-Syar’iyyah).
Baca Juga: Banyak yang Belum Paham, Begini Hukum Umrah Pakai Uang Utang
Lalu, dari dua pandangan tentang urutan memotong kuku menurut Islam tersebut mana yang dianggap benar oleh NU?
“Berangkat dari apa yang dikemukakan Ibnu Muflih di atas, saran yang dikemukakan oleh seorang ustaz untuk memotong kuku dengan rajin dengan urutan sebagaimana dikemukakan dalam pertanyaan di atas sebenarnya adalah pendapat yang dikemukakan dalam kitab Ar-Ri’ayah. Hemat kami, pandangan ini bisa saja diamalkan,” demikian bunyi jawaban dari NU online.