Solopos.com, SOLO – Adalah hal yang biasa, bahwa orang sedang sakit minum obat sambil tiduran atau berbaring. Tapi ternyata, minum obat dengan cara seperti ini sangat berbahaya. Berikut ini penjelasannya, dikutip dari Klikdokter.
Orang yang sakit memang disarankan untuk tirah baring agar cepat sembuh. Namun, mereka tidak disarankan untuk minum obat sambil tiduran. Ini bahayanya bagi kesehatan.
Medis sebenarnya tidak menyarankan minum obat sambil berbaring. Jika terus dilakukan, tindakan tersebut malah dapat meningkatkan risiko efek samping yang merugikan.
Saat seseorang minum obat sambil berbaring, kecepatan obat untuk ditelan dan masuk ke lambung menjadi berkurang. Akibatnya, obat akan berkontak dalam waktu lama dengan saluran penghubung mulut dan lambung (esofagus).
Faktanya, beberapa jenis obat dapat menyebabkan iritasi apabila terlalu lama berkontak dengan esofagus. Iritasi dinding esofagus yang terjadi berulang-ulang dapat menyebabkan esofagitis alias peradangan pada esofagus.
Cepat atau lambat, peradangan pada esofagus dapat menyebabkan perlukaan luas dan perdarahan. Kondisi ini membuat penderita akan merasakan nyeri leher saat makan dan menelan.
Tidak hanya itu, minum obat sambil berbaring juga bisa meningkatkan risiko tersedak. Obat bisa saja menyangkut di tenggorokan dan menyebabkan rasa tidak nyaman; mulai tenggorokan sakit hingga kesulitan bernapas.
Tersedak akibat cara minum obat yang salah juga meningkatkan risiko pneumonia aspirasi. Kondisi ini terjadi karena masuknya cairan atau benda asing ke dalam paru-paru, sehingga terjadi peradangan.
Atas dasar itu, Anda perlu memperhatikan posisi saat minum obat agar tidak terjadi hal-hal yang merugikan diri sendiri.
Obat osteoporosis, ibuprofen, antibiotik tetrasiklin, zat besi, dan kalium adalah beberapa contoh obat-obatan yang dapat menyebabkan iritasi pada esofagus. Oleh karena itu, obat-obatan tersebut sebaiknya dikonsumsi sambil berdiri.
Dokter biasanya juga akan menyarankan pasien untuk tetap berdiri selama kurang lebih 30 menit setelah mengonsumsi obat-obat tersebut.
Beberapa hal yang mesti dilakukan untuk menghindari bahaya cara minum obat yang salah, antara lain:
Hal yang pertama kali dilakukan sebelum minum obat adalah membaca aturan pakai dengan teliti. Patuhi anjuran yang tertera.
Misalnya, obat parasetamol dengan dosis 500 miligram dikonsumsi 3 kali sehari setelah makan. Hindari menambahkan dosis tanpa anjuran dokter, karena bisa saja muncul efek samping yang tidak diinginkan.
Kebanyakan obat memiliki rasa yang pahit. Meski demikian, Anda sebaiknya tidak menggunakan selain air putih untuk mendorong masuk obat tersebut ke dalam tubuh.
Jika Anda menggunakan cairan lain, seperti teh atau susu, efektivitas obat bisa saja menurun.
Pastikan Anda minum air putih dalam jumlah cukup, agar obat dapat tertelan dan larut dengan sempurna di dalam tubuh.
Alangkah baiknya jika Anda minum obat dengan posisi duduk tegak atau berdiri. Hindari minum obat sambil berbaring. Selain meningkatkan risiko esofagitis, tersedak hingga pneumonia aspirasi, minum obat sambil berbaring sangatlah tidak nyaman.
Setelah minum obat, usahakan untuk tetap tegak selama 30 menit dan hindari langsung berbaring. Tujuannya agar tidak terjadi refluks, yaitu obat kembali ke arah tenggorokan.
Jika kesulitan menelan obat karena ukurannya terlalu besar, Anda bisa mematahkannya menjadi beberapa bagian. Agar lebih aman, berkonsultasilah pada apoteker atau dokter sebelum menggerus atau memotong obat menjadi beberapa bagian.
Apabila setelah minum obat Anda merasa tidak nyaman di tenggorokan atau dada, gejala penyakit tidak kunjung membaik, atau muncul efek samping lainnya, jangan sungkan untuk berkonsultasi pada dokter.