Lifestyle
Senin, 8 Maret 2010 - 21:43 WIB

Jangan tunda lagi, lakukan pap smear!

Redaksi Solopos.com  /  Aksara Solopos  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Deteksi dini adalah cara terampuh untuk menghindari kanker serviks akibat human papilloma virus (HPV). Pap smear merupakan cara yang paling populer untuk deteksi tersebut. “Pap smear wajib dilakukan secara berkala oleh setiap wanita yang pernah melakukan hubungan seksual,” tegas dr Supanji Raharja SpOG dari RS dr Oen Solo.

Nah, apabila Anda berusia kurang dari 21 tahun, Supanji menyarankan untuk melakukan screeningatau pemeriksaan setidaknya tiga tahun setelah hubungan seksual pertama. Kalau hasilnya normal, pemeriksaan selanjutnya dapat dilakukan sekali setahun. Lalu, apabila Anda berusia antara 21 hingga 30 tahun, ada baiknya melakukan pemeriksaan setiap tahun atau sesuai dengan saran dokter apabila terdapat hasil yang tidak normal.

Advertisement

Khusus bagi Anda yang berusia di atas 30 tahun, pemeriksaan dianjurkan dilakukan setiap tahun dan menjalani pemeriksaan HPVDNA. Pasalnya, semakin tua usia pasien, maka makin besar pula risiko infeksi HPVyang bersifat menetap (persisten). Makin cepat terdeteksi makin besar pula peluang para wanita pengidap HPVuntuk sembuh dari kanker ini.

Andai didapati infeksi HPV pada serviks, ada beberapa jenis pengobatan yang dapat dilakukan. Pada tahapan infeksi ringan, dokter biasanya akan memberi obat-obat antivirus pada pasien. Tak jarang saat kondisi fit, tubuh bakal secara otomatis memroduksi antivirus untuk melemahkan aktivitas HPV.

Tetapi apabila infeksi HPV sudah memasuki tahap lanjut, penanganan yang perlu dilakukan lebih rumit lagi, yaitu pembuangan sel-sel yang rusak dengan cara bantuan laser atau operasi untuk memotong sebagian leher rahim yang terinfeksi. Namun, jika infeksi sudah menyebar cukup luas, tindakan terakhir yang dapat dilakukan adalah operasi pengangkatan rahim. “Pengangkatan rahim merupakan jalan terakhir untuk pengobatan kanker serviks.”

Advertisement

Meski begitu, tak semua kasus bisa ditangani dengan cara operasi. Menurut Supanji, tindakan operasi hanya bisa dilakukan maksimal untuk kanker serviks stadium IIA. Lebih dari itu, penanganan hanya bisa dilakukan dengan cara terapi penyinaran (radioterapi), dan kemoterapi. Peluang sembuh pun makin kecil.

Kalau pada pasien kanker serviks stadium IA peluang kesembuhan bisa mencapai 100 %, pada stadium IB peluang sembuhnya sudah menurun antara 90% hingga 87%. Begitu pula pada stadium II Adimana peluang pulih hanya berkisar antara 86 % sampai 68 %. Di Stadium IIB peluang kesembuhan merosot lagi menjadi 68 % sampai 62 % saja, lantas pada stadium lanjut yaitu III dan IV peluang kesembuhan hanya antara 48 % hingga 14%.

Oleh: Esmasari Widyaningtyas

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif