SOLOPOS.COM - Richard Cadbury. (Wikipedia/Solopos-Galih Ertanto)

Solopos.com, SOLO – Hari Valentine atau Hari Kasih Sayang yang jatuh setiap 14 Februari selalu identik dengan hadiah cokelat. Namun, tahukah Anda kenapa Hari Valentine identik dengan hadiah cokelat?

Kisah dimulai dari kejadian ratusan tahun silam di daratan Amerika Tengah. Konon, orang-orang Suku Aztec mempercayai biji cokelat yang dikonsumsi akan mengingkatkan birahi untuk berhubungan seksual.

Promosi Digitalisasi Mainkan Peran Penting Mendorong Kemajuan UMKM

Bahkan, Kaisar Aztec Montezuma, mengonsumsi biji cokelat dalam jumlah yang berlebihan demi memicu birahi seksualnya.

Perlu digarisbawahi terlebih dahuhlu, cinta bukan melulu soal seks, kan? Namun lagi-lagi, kenapa cokelat menjadi hadiah identik saat Hari Valentine?

Kembali ke Suku Aztec. Kepopuleran cokelat sebagai pembangkit hasrat seks ini tak lepas dari tulisan Bernal Díaz Castillo terkait sejarah penaklukan Meksiko oleh Hernan Cortez yang mengklaim Kaisar Aztec Moctezuma meneguk minuman dari bubuk cokelat. Bubuk cokelat yang disajikan bersama buihnya dianggap mampu membangkitkan birahi seks.

Sebelum abad ke-19, orang-orang di Eropa dan Amerika awalnya mengungkapkan rasa kasih sayang di Hari Valentine dengan bertukar kartu ucapan yang didesain mewah, dihiasi renda, pita, dan gambar Cupid dengan busur cintanya.

Organisasi nonprofit di Amerika Serikat, National Public Radio (NPR), mengisahkan cokelat kemudian populer saat Hari Valentine, menggeser kartu ucapan, di pertengahan abad ke-19.

Pergeseran itu disebabkan kepopuleran kisah Kaisar Aztec yang memicu kepercayaan bubuk cokelat yang diminum mampu membangkitkan hasrat untuk melakukan sanggama.

Bubuk cokelat ini juga menjadi pembeda kala kartu ucapan sudah terlalu mainstream untuk mengungkapkan kasih sayang. Citra kakao sebagai pembangkit birahi ini juga populer di Italia, Prancis.

Hingga pada 1847, perusahaan di Inggris, J.S. Fry & Sons, memproduksi produk dari bubuk cokelat yang bisa dimakan berbentuk pelat. Dari sini, cokelat bisa dimakan, bukan hanya diminum.

Perusahaan ini menggabungkan bubuk kakao dan gula dengan mentega kakao untuk membentuk pasta yang dapat dicetak. Beberapa tahun kemudian, perusahaan menjual cokelat isi pertama dengan pusat rasa.

Cokelat Valentine Pertama

Namun justru saingan J.S. Fry & Sons, yaitu Cadbury, menjadi pihak pertama yang menjadi biang kerok kenapa Hari Valentine identik dengan cokelat.

Memanfaatkan ketertarikan Ratu Inggris saat itu, Victoria, terhadap barang-barang mewah, pemilik Cadbury, Richard Cadbury, meluncurkan produk bernama Kotak Mewah Cokelat pada 1861.

Kotak tersebut diberi tutup indah dan berisi berbagai macam bonbon yang diisi dengan marzipan, ganache rasa cokelat, dan krim buah ditaruh di serbet renda.

Tidak butuh waktu lama, tepatnya pada 1868, Cadbury membuat Fancy Box berbentuk hati untuk liburan romantis. Setelah cokelat dimakan, kotak-kotak itu tak dibuang, namun tetap dirawat untuk menyimpan surat cinta dan kenang-kenangan berharga lainnya. Produk-produk Cadbury ini kemudian menjadi lekat kaitannya dengan Hari Valentine.

Ide cokelat yang dihias dengan kemasan berbentuk hati terbukti mampu populer dan bertahan hingga kini. Meski demikian, History menyebut Richard Cadbury masih berbaik hati untuk tidak mematenkan kemasan cokelat berbentuk hati.

Dengan begitu, kini produsen cokelat bebas mengemas produk mereka dengan bentuk hati sebagai hadiah di Hari Valentine.

Berkat Richard Cadbury pula, banyak remaja hingga masa kini yang memburu cokelat berbentuk hati sebagai hadiah Hari Valentine. Richard Cadbury pula biang kerok kenapa Hari Valentine bisa sangat identik dengan cokelat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya