SOLOPOS.COM - Sejumlah sumber protein hewani. (Ilustrasi/Freepik.com)

Solopos.com, SOLO – Asupan makanan menjadi hal yang penting untuk mengatasi stunting. Salah satu yang perlu dipenuhi pada anak dengan stunting adalah pemberian protein hewani.

Peneliti Pusat Riset Kesehatan Masyarakat dan Gizi BRIN, Dr Yekti Widodo, SP, M.Kes, mengatakan jika melihat dari beberapa penelitian yang ada, persoalan seperti stunting banyak dipengaruhi kurangnya asupan. Selian itu adalah karena masalah kesehatan pada anak.

Promosi Siap Layani Arus Balik, Posko Mudik BRImo Hadir di Rute Strategis Ini

Jika dilihat lebih detail, jika stunting tersebut dipengaruhi oleh masalah asupan, biasanya karena kurangnya energi dan protein. Kurangnya konsumsi energi, juga akan mempengaruhi ketercukupan protein, sebab protein yang masuk dalam tubuh akan digunakan untuk energi.

“Kemudian persoalan paling utama di Indonesia adalah tingkat konsumsi protein, khususnya protein hewani yang masih sangat rendah. Itulah sebabnya perlu kampanye untuk bagaimana meningkatkan konsumsi protein hewani,” kata dia dalam Webinar Hari Gizi 2024: Dari Stunting Jadi Stunning, Senin (22/1/2024), yang disiarkan di Youtube Espos Live.

Hal lain yang menurutnya perlu diperhatikan untuk penanganan stunting adalah ketercukupan mikronutrien dan zinc. Sebab selain untuk menanggulangi diare, zinc juga bisa untuk mempercepat penyembuhan penyakit. Efek samping sirup zinc juga bisa menambah nafsu makan anak.

“Berdasarkan penelitian yang saya lakukan pada 2008 sampai 2015 ternyata pemberian suplemen zinc pada anak yang tidak nafsu makan atau kurang berat badan, bisa menambah nafsu makan. Keberhasilan dari intervensi itu kalau untuk meningkatkan berat badan bisa sekitar 50% dalam waktu enam bulan,” jelas dia.

Sedangkan jika pada anak kurus, kemudian diberi penanganan dengan edukasi dan pemberian suplemen zinc, tingkat keberhasilannya bisa mencapai sekitar 75% dalam waktu enam bulan. Namun untuk kasus stunting dengan tinggi badan kurang, biasanya tingkat keberhasilannya antara 25%-35%, untuk mencapai tinggi badan yang normal dalam waktu enam bulan.

Yekti juga menyampaikan dalam upaya pemberian asupan pada anak, juga perlu pemahaman yang baik lada orang tua. Selama ini, menurutnya edukasi dan perubahan perilaku dalam memberikan makanan pada anak juga perlu diperhatikan.

“Sebagian besar ibu-ibu mungkin tidak tahu bagaimana asupan yang diberikan kepada anak itu bisa dikatakan cukup? Sebenarnya indikatornya busa dilihat pada hasil penimbangan yang dilakukan secara rutin. Jika berat badannya naik sesuai standarnya, artinya makannya cukup,” jelas dia.

Selain itu pemenuhan asupan makanan seperti protein hewani kadang juga dihadapkan pada problem sosial ekonomi di masyarakat. Namun hal itu bisa diantisipasi dengan pemahaman mengenai jenis-jenis makanan yang mengandung protein hewani yang disesuaikan dengan potensi masing-masing daerah. Dengan begitu diharapkan masyarakat bisa menjangkaunya dengan harga yang relatif murah.

Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, dr. Lovely Daisy, MKM, menjelaskan kondisi fi masyarakat saat ini nutrisi yang diberikan khususnya untuk protein hewani, masih perlu ditingkatkan. Disebutkan bahwa protein hewani sangat penting untuk pertumbuhan.

“Untuk itu kami saat ini kampanyenya adalah protein hewani cegah stunting. Bukan hanya protein nabati,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya