Lifestyle
Selasa, 29 Mei 2012 - 09:28 WIB

Kembali Ke Teknik Konvensional

Redaksi Solopos.com  /  Is Ariyanto  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ade Darmawan (FOTO/ama)

Ade Darmawan (FOTO/ama)

“Selama ini pemenang Trienale Seni Grafis Indonesia selalu muncul dari kota-kota seperti Jogja dan Bandung. Kita tidak ingin hal itu terulang lagi tahun ini,” kata juri Trienale Seni Grafis Indonesia IV 2012, Ade Darmawan, Sabtu (26/5) lalu.

Advertisement

Untuk itulah penyelenggaraan kompetisi seni grafis ini dibuat berbeda dari sebelumnya. Jika pada tiga kali penyelenggaraan sebelumnya Trienale selalu mengusung sebuah tema tertentu, kali ini tak ada tema yang ditentukan. Seniman grafis dibebaskan untuk membuat karya tanpa dibatasi tema tertentu. Karya-karya mereka didorong untuk memiliki korelasi dengan persoalan politik dan ekonomi.

Selain itu menurut Ade, Trienale Seni Grafis IV ini juga mendorong kembalinya penggunaan teknik cetak konvensional. Teknik ini meliputi teknik-teknik manual seperti cetak tinggi (cukilan kayu/hard board), cetak dalam (etsa dan sebagainya) serta cetak sering (sablon). Penggunaan teknik yang dianggap manual ini diutamakan sebagai media untuk membuat karya seni.

“Sebenarnya teknik-teknik itu dipakai oleh masyarakat luas. Enggak usah menunggu mesin cetak yang mahal. Kalau tukang stempel itu karyanya dianggap grafis, berarti ada banyak sekali media yang bisa kita pakai untuk membuat karya seni hari ini,” kata Ade.

Advertisement

Teknik-teknik konvensional ini pula yang sering diterapkan oleh seniman grafis lokal. Misalnya Eka Rahmawan dan rekan-rekannya yang memakai sablon untuk membuat karya dalam bentuk poster.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif