SOLOPOS.COM - Ilustrasi virus. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO-Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memastikan hingga Senin (26/6/2023) belum ditemukan kasus akibat Virus Oz di Indonesia.  Untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit menular ini, simak ulasannya di info sehat kali ini.

“Di Indonesia belum ditemukan [kasus akibat Virus Oz],” kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu dikutip dari Antara pada Senin (26/6/2023).

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Dia menyatakan Virus Oz dapat menyebabkan manusia yang terkena infeksi virus tersebut mengalami radang otak hingga menyebabkan kematian. Maxi menjelaskan Virus Oz adalah anggota baru dari genus Thogotovirus. Pertama kali virus ini diisolasi dari kumpulan tiga nimfa kutu Amblyomma Testudinarium yang dikumpulkan di Prefektur Ehime, Jepang, pada tahun 2018.

Meski belum ditemukan di Indonesia, tak ada salahnya mengetahui sifat Virus Oz yang diketahui mempunyai sifat zoonosis atau ditularkan melalui hewan yang biasanya berupa satwa liar seperti monyet, rusa, dan tikus, ke manusia.  Ketika Thogotovirus mengenai tubuh manusia, ia dapat menimbulkan radang otak (ensefalitis), penyakit demam, pneumonia, hingga kematian. Namun cara penularan ke manusia belum diketahui dengan pasti, kemungkinan tertular dari gigitan kutu yang membawa virus tersebut.

“Diagnosis dilakukan sebagai diagnosis banding pada gejala demam yang tidak diketahui penyebabnya dan ada riwayat terjadi setelah digigit kutu. Penegakan diagnosis dengan pemeriksaan laboratorium virologi melalui pemeriksaan ELISA,” katanya.

Maxi melanjutkan sesuai dengan informasi dari NIID Tokyo, antibodi terhadap Virus Oz ditemukan pada monyet liar, babi hutan, dan rusa yang berhabitat di Prefektur Chiba, Tokyo, Gifu, Mie, Wakayama, Yamaguchi, dan Oita.

“Selain itu dua pemburu di Yamaguchi juga dilaporkan positif antibodi. Secara demografis, Thogotovirus juga sudah menyebar di banyak wilayah di dunia,” kata Maxi.

Agar tidak ditemukan di Indonesia, sebaiknya lakukan langkah pencegahan dari Virus Oz. Dengan demikian Maxi mengimbau agar infeksi tidak semakin meluas, tindakan mitigasi yang sejak kini sudah bisa dilakukan adalah dengan mengedukasi peternak tentang sanitasi yang baik di peternakan, mengenakan pakaian lengan dan celana panjang saat pergi ke daerah berumput atau semak-semak, dan menggunakan losion anti serangga.

Sebelumnya seorang perempuan Jepang berusia 70-an dilaporkan telah meninggal setelah 26 hari dirawat di rumah sakit. Ia menjadi korban pertama infeksi lewat kutu di dunia setelah terkena Virus Oz di Provinsi Ibaraki Timur, Tokyo Utara, menurut otoritas setempat pada Jumat (23/6).

Menurut Kementerian Kesehatan Jepang dan pemerintah setempat, perempuan tersebut mencari pertolongan medis pada musim panas 2022 usai mengalami gejala seperti demam dan kelelahan.

Kondisinya semakin menurun setelah awalnya terdiagnosa pneumonia, sehingga dirinya harus dirawat di rumah sakit. Selama penyembuhan dokter mendapati sebuah kutu yang semakin membesar di paha atas bagian kanan. Dia akhirnya meninggal 26 hari setelah dirawat di rumah sakit karena peradangan otot jantung miokarditis.

Institut Nasional Penyakit Menular di Tokyo membenarkan bahwa saat ini belum ada vaksin yang tersedia untuk virus Oz yang hanya terdeteksi di Jepang.  Pihaknya menekankan pentingnya penelitian lebih lanjut untuk benar-benar memahami gejala dan kemungkinan risiko yang berkaitan dengan infeksi tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya