SOLOPOS.COM - Rory Wardhana (Istimewa)

Batik makin diminati. Di tangan desainer batik bisa dipadukan dengan apa saja.

Solopos.com, SOLO — Kemewahan batik sebagai bagian dari khasanah busana nusantara memang tak terelakkan. Betapa banyak mahakarya sejumlah desainer ternama yang dirancang dari bahan dasar batik. Tangan dingin mereka mengolah motif ini menjadi ragam outfit yang nyaman dan indah dipandang mata.

Promosi Cerita Penjual Ayam Kampung di Pati Terbantu Kredit Cepat dari Agen BRILink

Rancangan desainer asal Solo Uzy Fauziah (istimewa)

Rancangan desainer asal Solo Uzy Fauziah (istimewa)

Meski tidak dijadikan sebagai busana utama, aksen batik yang melekat pada rancangan desainer kondang asal Solo Rory Wardana di panggung Jogja Fashion Week (JFW), Minggu (28/8/2016) lalu, terlihat memesona.

Mengangkat busana pria dengan tema Raja, Rory, menciptakan berbagai bentuk potongan jas. Jas berbahan wool dan duchess ini semakin menarik dengan kombinasi bahan batik motif parang, flora, dan batik motif fauna burung merak.

Tangan terampil Rory menyematkan keindahan motif batik tersebut hanya pada bagian-bagian tertentu. Seperti motif batik yang ditempel pada bagian lengan, punggung, atau dada depan.

“Ini memberikan gebrakan baru dalam industri fashion bahwa menampilkan batik tidak harus menyeluruh dalam satu baju tetapi dengan penataan aksen batik dalam sebuah baju itu tetap saja terlihat trendi,” kata dia, Kamis (1/9/2016).

Jas Etnik

Jas yang terinspirasi dari kemegahan busana raja-raja Nusantara jaman dulu ini dirancang khusus untuk para pria pemberani. Pada fashion show segmen Country  Code tersebut untuk kali pertama Rory menggunakan warna terang dan elegan seperti lila, yellow gold,red ,purple, serta blue.

Konsep jas etnik ini semakin trendi dengan sepatu bot, serta kombinasi pernik kalung etnik gold kehitaman. Yang ditambah dengan padu padan syal pada bagian leher untuk semakin mendongkrak ketampanan.

Sentuhan aksen batik yang dikombinasikan dengan kain etnik juga menjadi ikon utama desainer Solo Uzy Fauziah di panggung JFW, hari sebelumnya, Kamis (25/8). Uzy mempresentasikan ragam busana etnik kasual kombinasi motif batik cap tolet, lurik, dan kain tenun goyor Sukoharjo.

Ragam outfit dengan tema  Talking To The Moon ini disuguhkan untuk para perempuan nyentrik yang ingin tampil beda dengan mengangkat budaya nusantara.

Sesuai dengan keindahan saat bulan purnama, Uzy, menggunakan kuning oranye sebagai warna dasar karyanya. Fashion show Cross Style yang juga lekat dengan sentuhan suku Indian ini ia tambah dengan aksesoris tanduk kerbau sebagai tusuk konde dengan hiasan berbulu. Ia memilih kalung berbahan kayu dan tembaga untuk menegaskan tone etnik busana rancangannya.

“Konsep yang saya bawakan kebanyakan menggunakan kain tenun goyor. Batik dan lurik juga saya pakai sebagai kombinasi, namun batiknya hanya sebagai aksen pemanis sekaligus menegaskan konsep kasual-etnik yang saya angkat pada tema kali ini,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya