Lifestyle
Rabu, 22 Februari 2023 - 21:25 WIB

Kenali Bahaya Obesitas pada Anak, Jangan Dianggap Lucu

Newswire  /  Astrid Prihatini WD  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi anak mengalami obesitas. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO-Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr. Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K) mengingatkan orang tua untuk tidak menganggap lucu anak yang terlalu gemuk atau obesitas, karena kondisi tersebut sebenarnya merupakan suatu penyakit dan berpotensi bahaya bagi kesehatan si kecil. Simak ulasannya di tips parenting kali ini.

“Obesitas adalah suatu penyakit, jangan dianggap itu adalah kondisi sehat atau anaknya jadi lucu, jangan jadi idaman semua orang tua,” kata Piprim  dikutip dari Antara, Rabu (22/2/2023).

Advertisement

Menurut Piprim, obesitas bisa menjadi salah satu gejala sindrom metabolik selain hipertensi, gula darah tinggi, trigliserida tinggi, dan rendahnya kadar kolesterol HDL.  Ia menjelaskan bahwa beberapa tahun kemudian, sindrom metabolik itu dapat berubah menjadi penyakit degeneratif seperti stroke, serangan jantung, keganasan atau kanker, diabetes melitus, dan lain-lain.

Setelah mengenali bahaya obesitas pada anak, orang tua sebaiknya orang tua waspada. Piprim menyarankan untuk segera membawa ke dokter jika anak mengalami obesitas. Adapun cara mengetahui anak yang obesitas menurut laman resmi Kementerian Kesehatan, salah satunya adalah dengan mengukur Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI).

Rumusnya adalah berat badan dalam satuan kilogram dibagi kuadrat tinggi badan dalam satuan meter. Anak dapat dikatakan kelebihan berat badan jika IMT lebih dari 22,9, dan dikatakan obesitas I jika IMT berada di angka 25-29,9 dan obesitas II jika IMT lebih dari 30.

Advertisement

Piprim menjelaskan bahwa untuk mencegah anak mengalami obesitas, kuncinya adalah dengan menerapkan gaya hidup sehat.  “Stop ultraprocessed food, junk food tinggi gula dan tinggi tepung, kembali ke real food yang kaya akan protein hewani dan sayuran hijau. Kembali ke makanan yang tanpa barcode agar hidup keluarga kita lebih sehat,” ujar Piprim.

“Jangan lupa juga, jadikan olahraga rutin sebagai budaya sehat keluarga,” kata dia Piprim mengingatkan.

Belakangan, viral di media sosial seorang balita berusia 16 bulan di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, yang memiliki berat badan 27 kilogram. Berdasarkan Riskesdas 2018, prevalensi obesitas pada balita sebanyak 3,8 persen sedangkan obesitas usia 18 tahun ke atas sebanyak 21,8 persen.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif