SOLOPOS.COM - TRANSPORTASI UNIK -- Kereta Widaya, wahana transportasi mirip becak yang dipakai untuk berwisata di dalam kompleks Keraton Solo. Uniknya, para penumpangnya bisa ikut menggenjot kereta ini. (JIBI/SOLOPOS/Hijriyah Al Wakhidah)

TRANSPORTASI UNIK -- Kereta Widaya, wahana transportasi mirip becak yang dipakai untuk berwisata di dalam kompleks Keraton Solo. Uniknya, para penumpangnya bisa ikut menggenjot kereta ini. (JIBI/SOLOPOS/Hijriyah Al Wakhidah)

SOLO – Kereta Widaya, begitu nama yang dimiliki wahana transportasi yang satu ini. Namun jangan bayangkan ini sebuah kereta yang ditarik kuda layaknya kereta kencana. Bentuknya justru mungil dan unik, mirip becak, namun dengan empat roda, dengan sang pengemudi duduk di sisi kanan depan, mirip pengemudi mobil.

Promosi Jaga Jaringan, Telkom Punya Squad Khusus dan Tools Jenius

Yang juga lebih unik, kendaraan ini memiliki empat pedal genjotan seperti sepeda. Jadi para penumpangnya bisa ikut menggenjot membantu sang pengemudi. Kendaraan ini adalah kreasi Sri Wahyudi. Nama Widaya adalah singkatan dari Wisata Budaya, menuruti fungsinya sebagai tunggangan untuk dipakai berwisata di kawasan Keraton Solo.

Salah satu wisatawan yang menikmatinya adalah Lidya, asal Jakarta. Baginya, berwisata dengan menaiki Kereta Widaya memberikan kesan tersendiri. Bukan hanya dirinya bisa dengan santai menikmati suasana di kompleks Keraton, khususnya di jalan-jalan kecil permukiman para pejabat dan abdi dalem di Baluwarti, dia pun mengaku bisa berwisata dengan sehat karena ikut menggenjot kereta.

Menurut sang pengelola, Sri Wahyudi, kereta itu dibuat dan dirancang sebagai alternatif transportasi wisata bagi masyarakat Kereta itu dibuat dengan investasi sekitar Rp 7 juta hingga Rp 9 juta per unit. “Kami punya enam Kereta Widaya, yang hampir tidak pernah berhenti melayani tamu, baik siang maupun malam,” kata Wahyudi, saat ditemui Espos, di halaman Pagelaran Keraton Kasunanan Surakarta, belum lama ini.

Rute wisata yang ditawarkan adalah mulai dari bagian depan Keraton, kemudian ke perkampungan di dalam kompleks Beteng Keraton, hingga melihat dan berinteraksi dengan kerbau keturunan Kyai Slamet. Soal tarif standar, pengelola menetapkan tarif Rp 45.000 sekali jalan per kereta. Tiap kereta bisa membawa maksimal lima orang, di mana sang pengemudi sekaligus berfungsi sebagai pemandu. Penumpang juga akan mendapat fasilitas berupa belangkon, samir dan stiker.

Lama perjalanan sekitar 30 menit hingga 45 menit. “Kalau ada tamu yang menginginkan rute tambahan, maka ada tarif tambahan tapi sifatnya sukarela,” jelas Sri Wahyudi.

Hijriyah Al Wakhidah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya