SOLOPOS.COM - Ilustrasi bayi demam. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO-Kerokan merupakan salah satu metode pengobatan tradisional populer di Indonesia, namun metode ini tidak disarankan dilakukan pada bayi karena ada bahaya mengintai. Simak ulasanya berikut ini di tips parenting.

Hingga saat ini  sebagian masyarakat Indonesia masih percaya jika kerokan merupakan cara yang ampuh untuk mengatasi masalah masuk angin, perut kembung, demam, bahkan pegal-pegal.

Promosi Siap Layani Arus Balik, Posko Mudik BRImo Hadir di Rute Strategis Ini

Baru-baru ini netizen dibuat geram oleh salah satu foto viral yang beredar di media sosial X, yang menunjukan punggung seorang bayi yang merah karena kerokan. Foto viral tersebut diunggah oleh akun @conv***.  Dalam foto viral tersebut terdapat keterangan bahwa sang bayi dikerok oleh pengasuh yang merawatnya.

“Ibu ceritakan Anaknya yang masih 13 bulan dikerokin sampe merah-merah  oleh Susternya,” tulis keterangan pada foto tersebut, dikutip pada Kamis (14/9/2023).

Bagi sebagian orang dewasa, kerokan menggunakan koin saja sudah menimbulkan rasa sakit, apalagi jika dilakukan pada bayi yang masih kecil dan memiliki kulit yang tipis.  Menurut Dokter Nadia Alaydrus dalam salah satu unggahan di Instagram-nya menjelaskan kerokan memberikan gesekan atau parutan di kulit yang dapat menyebabkan melebarnya pembuluh darah yang ada di kulit, sehingga memunculkan sugesti rasa nyaman pada tubuh.

“Tapi kerokan sendiri itu tidak boleh diberikan pada bayi. Apalagi kalau usianya di bawah satu tahun. Karena kulit bayi masih tipis dan sensitive. Sehingga bisa menimbulkan nyeri, luka, bahkan bengkak pada lokasi kerokan,”  ujarnya dikutip dari akun Instagram @nadialaydrus, Kamis (14/9/2023).

Dokter Nadia juga menyampaikan jika minyak atau zat yang digunakan untuk kerokan bisa saja menimbulkan iritasi pada kulit bayi karena sifatnya yang panas.  “Parahnya lagi luka yang ditimbulkan akibat kerokan bisa menjadi media masuknya virus, kuman dan juga bakteri sehingga bisa menimbulkan sejumlah penyakit,” ujarnya.

Sebenarnya tak ada batasan usia pasti pada anak atau bayi kapan mereka boleh kerokan. Akan tetapi, seiring  bertambahnya usia, maka anak semakin aman untuk dikerok. Namun, perlu diingat jika  orang tua harus benar-benar memastikan apakah kerokan benar-benar bermanfaat untuk meringankan sakit si anak.

Melansir dari halodoc.com, Kamis (14/9/2023), dokter spesialis anak Angga Wirahmadi mengingatkan orang tua untuk memahami bahwa perawatan tradisional yang biasanya aman bagi orang dewasa belum tentu aman juga bagi anak-anak. Terlebih lagi bagi para balita. Jika para orang tua memang ingin melakukan kerokan pada anak penting untuk terlebih dahulu berdiskusi dengan dokter terkait keamanannya pada kesehatan bayi.

Tak hanya itu, dokter Angga juga menjelaskan jika masih ada banyak metode yang dapat digunakan untuk meringankan gejala sakit pada anak.  Masuk angin biasanya menimbulkan gejala yang sama dengan flu, seperti badan pegal, sakit kepala, hingga demam.

Kids Health menyarankan untuk memberikan acetaminophen atau ibuprofen guna mengatasi gejala-gejala tersebut. Namun, para orang tua perlu memastikan takaran yang telah disesuaikan dengan usia dan berat badan si anak.

Alih-alih melakukan kerokan pada bayi, orang tua dapat melakukan beberapa cara lain untuk mengurangi rasa tak nyaman akibat masuk angin sebagai berikut seperti dikutip dari hellosehat.com :

– Masukkan air garam (saline wash) ke dalam lubang hidung untuk mengurangi hidung tersumbat.
– Gunakan cool-mist humidifier untuk meningkatkan kelembapan udara.
– Oleskan petroleum jelly di bawah hidung si anak guna meredakan hidung yang tersumbat.
– Jika anak berada di atas 6 tahun berikan permen tenggorokan agar sakit tenggorokan mereda.
– Mandikan anak dengan air panas untuk membuat kamar mandi beruap yang dapat membantu anak bernapas dengan lega.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya