SOLOPOS.COM - Ilustrasi aksi perundungan di kalangan remaja. (Freepik)

Solopos.com, SOLO-Ketahui sejumlah penyebab anak atau remaja melakukan perundungan kepada teman mereka. Untuk menjaga kesehatan mental anak, simak ulasannya di tips parenting kali ini.

Kasus bullying nyatanya masih kerap terjadi terutama di lingkungan sekolah. Yang terbaru adalah kasus bullying yang diduga dilakukan oleh anak Vincent Rompies.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Mengutip dari verywellfamily.com pada Selasa (20/2/2024) bahwa alasan dibalik melakukan perundungan menurut penelitian ialah mulai dari kurangnya kontrol impuls dan masalah pengelolaan amarah hingga dendam dan keinginan untuk diterima oleh suatu kelompok.

Untuk mencegahnya, ketahui terlebih dahulu sejumlah penyebab anak dan remaja melakukan perundungan terhadap orang lain berikut ini:

1. Kekuatan

Remaja yang ingin memiliki kendali atau memiliki kekuasaan cenderung melakukan perilaku perundungan. Hal ini mungkin disebabkan mereka tidak merasa memiliki kekuasaan dalam hidup mereka sendiri, yang mana membuat interaksi sosial mereka terasa lebih menarik.

Remaja seperti ini mungkin lebih suka berinteraksi dengan orang lain hanya ketika sesuai dengan keinginan mereka. Jika hal-hal tidak berjalan sesuai dengan keinginan mereka, mereka mungkin menggunakan intimidasi. Anak praremaja dan remaja yang terlibat dalam tindakan yang bertujuan melukai orang lain dan juga mungkin mencari kekuasaan.

Atlet dan siswa yang kuat secara fisik atau anak-anak dengan jenis kekuatan yang lain mungkin menggunakan intimidasi karena kekuasaan yang mereka miliki atas siswa yang lebih lemah atau lebih kecil.

2. Popularitas

Popularitas juga bisa jadi salah satu penyebab anak dan remaja melakukan perundungan terhadap teman sebaya mereka.  Anak-anak yang populer seringkali mengejek anak-anak yang kurang populer dengan memperpanjang agresi relasional. Popularitas juga dapat mendorong anak-anak untuk menyebarkan gosip, berpartisipasi dalam perlakuan merendahkan terhadap perempuan, dan mengucilkan orang lain.

Sementara itu, anak-anak yang berusaha naik tangga sosial di sekolah atau mendapatkan beberapa kekuasaan sosial mungkin menggunakan intimidasi untuk mendapatkan perhatian. Mereka juga mungkin melakukan intimidasi terhadap orang lain untuk merendahkan status sosial orang tersebut.

3. Balas dendam

Beberapa remaja yang telah menjadi korban perundungan mencari cara untuk membalas atau mencari balas dendam. Remaja ini sering disebut sebagai “korban intimidasi” dan mereka sering merasa bahwa tindakan mereka dibenarkan karena mereka juga telah dilecehkan dan disiksa.

Ketika mereka melakukan intimidasi terhadap orang lain, mereka mungkin merasa lega dan merasa mendapat pembelaan atas apa yang mereka alami. Terkadang, anak-anak ini memilih target yang lebih lemah atau lebih rentan daripada mereka. Kadang-kadang, mereka bahkan akan menargetkan orang yang pernah melakukan intimidasi terhadap mereka.

4. Masalah di rumah

Lingkungan rumah yang diwarnai kekerasan juga bisa jadi penyebab remaja melakukan perundungan terhadap teman sebaya.  Anak-anak dengan orang tua yang tak ketat atau kurang perhatian juga mungkin menggunakan intimidasi. Ini memberi mereka rasa kekuasaan dan kontrol, yang kurang dalam kehidupan mereka sendiri. Dan anak-anak dengan harga diri rendah mungkin melakukan intimidasi sebagai cara untuk menyembunyikan rasa rendah diri.

Intimidasi antar saudara juga dapat menyebabkan intimidasi di sekolah. Ketika saudara laki-laki atau perempuan yang lebih tua mengganggu dan menyiksa saudara yang lebih muda, hal ini menciptakan perasaan ketidakberdayaan. Untuk mendapatkan kembali perasaan kekuasaan tersebut, anak-anak ini kemudian melakukan bullying terhadap orang lain, kadang-kadang bahkan meniru tindakan saudara yang lebih tua.

Setelah Anda mengetahui bahwa anak Anda jadi pelaku bullying terhadap anak lain, sangat penting untuk segera berbicara dengan mereka. Melakukan hal ini tidak hanya menunjukkan bahwa Anda menyadari situasinya, tetapi juga bahwa intimidasi adalah perilaku yang tidak dapat diterima dan tidak akan ditoleransi.

Meskipun Anda tidak harus langsung menyebutkan konsekuensinya, Anda perlu berbicara dengan anak tentang tindakan mereka. Pastikan untuk tetap tenang, hindari menggunakan bahasa yang memalukan, dan tunjukkan keprihatinan Anda, tetapi pastikan untuk menjelaskan bahwa mereka akan mendapatkan disiplin atas pilihan mereka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya