SOLOPOS.COM - Ilustrasi Salat Idulfitri. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO – Setelah salat Idulfitri 2023, biasanya diisi dengan khutbah singkat yang biasanya bertemakan tentang hikmah Hari Raya Idulfitri.

Hari Kemenangan sebentar lagi tiba. Umat Islam beramai-ramai menyambut hari istimewa tersebut setelah sebulan penuh menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan.

Promosi Kisah Petani Pepaya Raup Omzet Rp36 Juta/bulan, Makin Produktif dengan Kece BRI

Gema takbir pun bersaut-sautan menyambut Hari Raya Idulfitri. Ketika Hari Raya Idulfitri tiba, disunahkan untuk melaksanakan salat sunah dua rakaat di pagi hari.

Setelah salat, biasanya daiadakan khutbah singkat di Hari Raya Idulfitri 2023, yang contohnya ada di bawah ini, sebagaimana dituliskan oleh Nahdlatul Ulama dalam laman resminya (NU online).

Khutbah Idulfitri 2023

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah

Hari ini kita sampai di bulan Syawal, tepat di Hari Raya Idulfitri. Sebulan penuh kita melaksanakan ibadah di bulan mulia, bulan suci, bulan Ramadan.

Harapannya, setelah satu bulan penuh beribadah dengan khusyuk di bulan Ramadhan, Allah swt menerima amal kebaikan kita. Dan yang paling penting kita semua menjadi seseorang yang baru nan suci.

Jamaah Shalat Idulfitri yang berbahagia.

Kehidupan di dunia ini sejatinya adalah sebuah ujian dan tidak ada satu pun orang hidup kecuali diuji oleh Allah swt, bahkan para nabi dan utusan Allah pun tak luput dari ujian. Sejak kita terlahir di dunia ini, dihadapkan dengan berbagai ujian, ketika akan memasuki sekolah ada ujian, di setiap kenaikan kelas ada ujian, dan bahkan mau lulus pun ada ujian. Ketika akan melamar kerja kita diuji dan saat promosi jabatan pun pasti ada seleksi ujian.

Demikian juga, kehidupan dunia ini, sejatinya adalah ujian, di mana tempat kelulusannya adalah kehidupan akhirat kelak yaitu surga atau neraka, bahagia atau sengsara selamanya.

Ujian yang diselenggarakan oleh manusia tentu sangat berbeda dengan ujian yang diselenggarakan Allah swt. Ujian di sekolah maupun di dunia kerja sangat bersifat rahasia, jangankan jawabannya, soal-soalnya pun bersifat rahasia.

Sangat berbeda dengan ujian masuk surga, jangankan soal-soalnya, kunci jawaban pun sudah diberitahukan oleh Allah dan sudah menjadi rahasia umum. Maka sungguh bodohlah kita jika tidak lulus masuk surga. Dan kunci masuk surga itu adalah kalimah la ilaha illa Allah. Itu adalah kalimat Tauhid, yaitu kalimat pembeda antara muslim dan non-muslim, kalimat penentu kebahagiaan di surga atau kesengsaraan di neraka. Nabi saw bersabda:

“Sesungguhnya Allah mengharamkan seseorang masuk neraka yang mengucapkan la ilaha illa Allah dengan ikhlas karena Allah.”

Kalimat Tauhid di atas tentu bukan hanya sekedar diucapkan, tapi perlu diyakini dengan sepenuh hati bahwa tiada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah swt dan keyakinan tersebut dibuktikan dengan pengabdian dan penghambaan diri kepada Allah dengan berbagai macam ibadah.

Hadirin yang dimuliakan Allah

Di setiap Ramadan, kita selalu mendengar dan bahkan hafal hadis Rasulullah saw yang artinya, “Ketika masuk bulan Ramadan maka syaitan-syaitan dibelenggu, pintu-pintu surga dibuka, dan pintu-pintu neraka ditutup” (HR Bukhari dan Muslim).

Memang begitulah keutamaan bulan Ramadan di mana setan-setan akan dibelenggu, pintu surga akan dibuka dan pintu neraka akan ditutup. Tetapi hadis di atas tidak tepat dimaknai secara tekstual. Untuk memahaminya perlu memahami makna majazi.

Setan dibelenggu di bulan Ramadan bukan berarti setan tidak akan menggoda manusia untuk melakukan perbuatan dosa. Buktinya saat puasa pun masih banyak yang tidak shalat dan batal puasa lantaran tidak kuat menahan lapar dan akhirnya pergi mencari makan. Secara majazi, setan dibelenggu berarti umat Muslim yang menjalankan ibadah puasa diberikan kemampuan lebih oleh Allah untuk tidak menuruti bisikan-bisikan setan.

Lantas bagaimana dengan adanya kata pintu surga dibuka dan pintu neraka ditutup?

Maksud pintu surga dibuka karena di bulan puasa amal saleh akan dilipatgandakan pahalanya sehingga kesempatan masuk surga jadi lebih besar. Sedangkan pintu neraka ditutup berarti di bulan puasa kesempatan kita untuk melakukan perbuatan dosa lebih kecil dibandingkan dengan bulan-bulan biasa.

Hadirin yang dimuliakan Allah

Kalimat tauhid yang sudah kita punyai dan kita simpan dalam hati, bisa jadi tidak dapat kita gunakan untuk membuka pintu-pintu surga. Hal itu dikarenakan pintu surga terkunci dari dalam. Maka oleh karena itu kita perlu mengetuk pintu-pintu tersebut.

Dalam sebuah hadis ada empat amalan yang dapat membantu kita mengetuk dan membuka pintu surga:

Pertama, menebarkan salam. Salam secara bahasa dipahami sebagai ucapan, yaitu assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Dan ini adalah ucapan salam yang harus kita jadikan sebagai tradisi baik kita.



Salam juga dimaknai sebagai keselamatan dan perdamaian. Setiap muslim di manapun berada dituntut untut menebarkan keselamatan dan perdamaian, baik dalam bentuk ucapan maupun perbuatan, sebagai wujud keimanan kepada Allah swt. Dan tidak patut seorang muslim menimbulkan keresahan, kerusakan, dan kehancuran tatanan kehidupan, karena itu menjadi penghalang baginya untuk masuk surga.

Kedua, memberi makan. Di antara hikmah diwajibkannya puasa Ramadan adalah agar kita dapat merasakan lapar dan dahaga. Sementara, banyak orang yang lapar bukan karena puasa, tetapi kelaparan karena ketiadaan. Dan lapar di sini tidak terbatas dengan kosongnya perut dari makanan dan minuman, tetapi kosongnya akal dari ilmu.

Maka, dalam konteks ini kita dituntut tidak hanya berbagi makanan sebagai nutrisi badan, tetapi juga berbagi donasi pendidikan sebagai nutrisi jiwa bagi yang membutuhkan.

Ketiga, menjalin silaturrahim atau kasih sayang. Agama kita sangat menganjurkan untuk menjalin silaturrahim, karena silaturrahim mendatangkan manfaat yang luar biasa; 1) dapat memperpanjang umur dan melapangkan rezeki, 2) akan dijauhkan dari neraka, 3) menjadi salah satu sarana kita untuk mendekatkan diri kepada Allah swt, 4) dapat menjaga kerukunan dan keharmonisan dengan sesama, dan 5) dapat menjadikan kita sebagai makhluk yang mulia.

Maka momentum Idulfitri ini sangat tepat kita manfaatkan untuk bersilaturrahim kepada orang tua, keluarga, sanak saudara, tetangga, mitra kerja dan kepada semuanya.

Keempat, salat malam. Shalat sunnah yang paling besar pahalanya adalah qiyamul lail. Semoga ritual shalat malam, shalat witir, tadarus dan bangun malam untuk sahur yang kita lakukan sebulan kemarin mampu kita pertahankan selama sebelas bulan ke depan, sehingga tujuan diwajibkannya puasa dapat terwujud yaitu terwujudnya jiwa yang bertakwa dan hadirnya jiwa-jiwa yang shalih yang suka menebar kebajikan, keselamatan, dan perdamaian, serta jiwa yang peduli terhadap kemiskinan dan ramah terhadap lingkungan.

Hadirin yang dimuliakan Allah

Demikian khutbah singkat pada kesempatan ini, semoga bermanfaat bagi kita semuanya. Semoga Allah selalu membimbing kita di jalan yang lurus dan memberikan kekuatan kepada kita untuk beristiqamah di jalan tersebut. Amin ya rabbal ‘alamiin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya