SOLOPOS.COM - Ilustrasi orang Islam berdoa. (Freepik)

Solopos.com, SOLO — Khutbah Jumat edisi 1 September 2023 kali ini mengangkat tema menghargai perbedaan menjelang tahun politik 2024. Dalam khutbah singkat tersebut, juga terdapat pesan untuk menghindari hujatan dan caci antar masyarakat.

Khutbah Jumat merupakan salah satu rukun yang harus dilakukan umat muslim saat salat Jumat. Selain khutbah, rukun salat Jumat lainnya ada membaca hamdalah, selawat kepada Nabi Muhammad SAW, membaca petikan ayat suci Al-Qur’an, berwasiat dan memohon ampunan untuk kaum muslimin.

Promosi Simak! 5 Tips Cerdas Sambut Mudik dan Lebaran Tahun Ini

Bertepatan di awal September 2023 ini, mengingat tahun politik 2024 semakin dekat, masyarakat Indonesia diminta untuk tetap menjaga kedamaian dan kerukunan meski berbeda pilihan.

Maka dari itu, khusus di 1 September 2023 ini, Solopos.com menyajikan khutbah Jumat bertemakan menghargai perbedeaan menjelang Pilpres 2024 yang dikutip dari laman resmi Nahdlatul Ulama (NU online).

Khutbah Jumat 1 September 2023

Ma’aasyiral haadirin, hafidzakumullah

Pada kesempatan yang mulia ini dan di tempat yang mulia ini, kami berwasiat kepada pribadi kami sendiri, juga kepada para hadirin sekalian, marilah kita senantiasa meningkatkan takwa kita kepada Allah subhaanahu wa ta’aalaa dengan cara berusaha selalu mengerjakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya.

Ma’aasyiral haadirin, hafidzakumullah

Pada siang hari ini kita diberikan kenikmatan yang luar biasa oleh Allah berupa nikmat iman, islam, dan kesehatan jasmani, sehingga kita bisa melaksanakan ibadah salat Jum’at, Alhamdulillahi rabbil alamin. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan ke pangkuan Nabi agung Muhammad SAW.

Ma’aasyiral haadirin, hafidzakumullah

Islam adalah agama yang tidak hanya mengatur kehidupan manusia secara vertikal yang hanya mengurus hubungan manusia dengan Tuhan. Namun agama Islam juga mengatur hubungan horizontal yakni dengan sesama manusia.

Allah mengatur bagaimana hubungan antara manusia dengan Tuhan, dengan Nabinya, dengan sahabat, dan semua penghuni alam semesta ini tetap terjalin harmonis. Manusia sebagai khalifah di muka bumi tidak diperbolehkan semena-mena bertindak dan berucap yang meliputi perkataan kotor, caci maki, umpatan-umpatan, hingga kekerasan fisik tanpa ada alasan yang legalkan oleh syariat.

Mengumpat bagi sebagian orang mungkin sudah menjadi sebuah kebiasaan. Mengumpat bisa berbentuk kata-kata yang kasar atau bisa juga dengan menyebut nama hewan tertentu dan sebagainya yang dalam bahasa Jawa dikenal dengan misuh-misuh. Hal ini tidak baik untuk kesehatan mental seorang muslim.

Kita tidak mengetahui secara hakikat, orang yang kita umpat itu di mata Allah dia pasti lebih buruk dari kita, ataukah justru dia itu lebih baik di mata Allah dibanding kita yang mengumpat.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.”

Ma’aasyiral haadirin, hafidzakumullah

Suatu ketika, dalam sebuah hadis riwayat Jabir yang panjang, Nabi Muhammad ditanya oleh seorang laki-laki:

“Nabi, berikan pesan wasiat kepadaku!. Nabi menjawab ‘Sungguh, jangan sekali-kali kamu mengumpat siapa pun!’ lalu Jabir mengatakan ‘setelah mendapat wasiat itu, aku tak pernah mengumpat, mencela siapa pun baik itu orang merdeka, hamba sahaya, onta, maupun sapi’, Lalu Nabi berpesan lagi ‘Jangan remehkan kebaikan sedikit pun. Bicaralah kepada saudaramu dengan wajah penuh senyum dan berseri, sebab itu bagian dari kebaikan.” (HR Abu Dawud).

Terlebih menjelang tahun politik, semua masyarakat harus bisa menahan diri supaya tidak sampai ada kata-kata kotor dari mulutnya atau mengata-ngatai orang hanya karena beda pilihan pasangan calon presiden-wakil presiden atau beda partai. Hati-hati dalam komentar baik secara langsung maupun melalui media sosial.

Ibnu Mas’ud menceritakan bahwa Nabi Muhammad bersabda:

“Mengumpat orang muslim merupakan tindakan fasik (dosa besar). Membunuhnya sama berarti kafir,” (Muttafaq alaih).

“Haram mengumpat orang muslim dengan tanpa sebab yang dilegalkan oleh syariat,” (Imam Nawawi, Al-Adzkar lin-Nawawi, [Dar Ibnu Hazm: 2004], hlm. 577)

Bagi orang Islam yang mengumpat muslim lain, maka bagi pemerintah diperbolehkan mentakzir atau menghukum mereka.

Hadirin….



Keharaman mengumpat tidak hanya bagi saudara kita yang muslim saja, namun juga kepada non-muslim. Sesama warga Indonesia, kita semua harus menampilkan akhlak luhur Nabi Muhammad. Jangan sampai kita mengumpat, memberikan sumpah serapah kepada orang lain.

“Syafiiyyah mengatakan: baik orang kafir yang diumpat tersebut masih hidup atau sudah mati yang jelas-jelas orang yang mengumpat tersebut mati dalam keadaan kafir.” (Al-Mausu’ah al-Fiqhiyyah al-Kuwaitiyyah.”

Dengan demikian, mengata-ngatai siapa pun, baik muslim maupun non muslim, hukumnya tidak diperbolehkan. Oleh karena itu, dalam suasana menjelang pemilu 2024 mendatang, marilah kita ciptakan kedamaian, ketenangan bersama-sama. Hindari berkata kotor baik secara lisan maupun tulisan di media sosial. Hindari politik identitas. Jangan buat agama sebagai tameng untuk memenuhi keinginan nafsu berkuasa dan mendapatkan nilai-nilai duniawi. Sebagai pemilih, marilah kita siapkan diri sebagai pemilih yang bijak dan cerdas dengan tanpa caci maki.

Semoga dunia yang kita huni ini selalu damai, dilindungi oleh Allah dari segala macam pertikaian sehingga kita hidup damai, bisa beribadah kepada Allah dengan baik, dan pada saatnya nanti kita dipanggil oleh Allah, akan mati dalam keadaan husnul khatimah, amin ya Rabbal alamin.

Demikian khutbah Jumat edisi 1 September 2023 tengan menghindari caci maki dan hujatan menjelang Pilpres 2024.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya