Lifestyle
Minggu, 9 Agustus 2020 - 01:30 WIB

Kikir Gigi, Bisa Bikin Rapi tapi Siap-Siap dengan Risikonya

Danang Nur Ihsan  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi merapikan gigi (Freepik)

Solopos.com, SOLO -- Pangkur atau kikir gigi kerap menjadi pilihan sebagian orang untuk merapikan gigi mereka. Meski begitu memotong atau kikir gigi juga menyimpan risiko.

Dokter gigi Dio Nella di laman pribadinya pernah menjawab pertanyaan apakah memotong gigi yang tidak rapi dan terlalu panjang diperbolehkan. Dia menyatakan hal itu tidak boleh dilakukan.

Advertisement

Dia mengatakan gigi terdiri atas beberapa lapis. Lapisan paling luar dan paling keras adalah enamel atau email. Lapisan ini akan berhadapan langsung dengan makanan. Lapisan ini juga memiliki fungsi melindungi lapisan di bawahnya.

Ini Tanda-tanda Pria Akan Jadi Ayah yang Hebat

Advertisement

Ini Tanda-tanda Pria Akan Jadi Ayah yang Hebat

”Pemotongan gigi atau sering disebut dengan pangur atau kikir, bisa menyebabkan lapisan enamel ini terbuang dan lapisan di bawahnya terlihat. Padahal lapisan di bawah enamel, yaitu dentin, tidaklah sekeras enamel, dan terdiri dari pori-pori yang terdapat banyak ujung syaraf di dalamnya,” tulis dia.

Dia mengatakan ada dampak negatif dari kikir gigi yang mungkin timbul. Misalnya gigi menjadi lebih sensitif karena di dalam dentin terdapat banyak ujung syaraf yang sensitif terhadap pencetus rasa nyeri.

Advertisement

Selain itu, gigi menjadi lebih mudah keropos karena dentin lebih rapuh dibanding enamel jika terkena asam yang ditimbulkan oleh proses pembusukan sisa-sisa makanan. Dia sebenarnya gigi memang memiliki bentuk dan ketinggian yang tidak sama karena fungsinya juga berbeda-beda.

Bisa Dirapikan Tanpa Kikir

Bila ada gigi yang kurang rapi, bisa dirapikan oleh dokter gigi spesialis merapikan gigi (ortodontis), namun bukan dengan memotong atau kikir gigi.

”Tapi untuk tujuan lain misalnya penyambungan gigi yang patah, masih mungkin dilakukan pemotongan permukaan yang tidak rata supaya lebih mudah dalam penyambungan gigi tersebut,” sebut dia.

Advertisement

Sedangkan drg. Arma Sastra Bahar sebagaimana dikutip dari Detikcom mengatakan hal yang perlu diperhatikan dalam kikir gigi adalah ketebalan dari email gigi. Email gigi yang berkurang akan membuat gigi lebih cepat rusak.

Asyik! 9.752 Mahasiswa UNS Solo Dapat Keringanan UKT, Totalnya Rp37 Miliar

Arma menuturkan jika setelah dikikir lapisan gigi yang tersisa masih jauh dari pulpa (bagian tengah gigi yang terdiri atas saraf dan pembuluh darah), hal ini tak masalah untuk dilakukan.

Advertisement

”Kalau setelah dikikir hasilnya dekat dengan bagian pulpa gigi maka bisa berbahaya. Karena jaringan tersebut terbuka akan membuat gigi lebih sensitif, mudah bolong serta sangat rentan terkena infeksi yang nantinya bisa berakibat pada kerusakan gigi itu sendiri," ujar dia.

Dia mengatakan kikir harus dilakukan oleh dokter atau orang yang ahli. Jika ketebalan dari email ini tidak memungkinkan untuk dikikir, maka sebaiknya kikir tidak dilakukan.

Curhat Perempuan di Bintaro Mengaku Diperkosa Viral di Medsos

Arma menyatakan jika ingin melakukan kikir agar gigi terlihat rapi, sebaiknya dipertimbangkan kembali manfaat dan kemungkinan kerugian yang bisa didapat.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif