Lifestyle
Rabu, 22 Mei 2013 - 06:13 WIB

Kini Konsumsi Soda Bisa Diketahui dari Analisis Helai Rambut

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi minuman soda (JIBI/SOLOPOS/Antara)

Ilustrasi minuman soda (JIBI/SOLOPOS/Antara)

JAKARTA--Angka penderita obesitas yang semakin meningkat membuat banyak orang tua di Amerika Serikat membatasi konsumsi minuman soda anaknya. Untuk mengetahui jumlah soda yang sudah diminum, biasanya orang tua menanyakannya pada anak mereka.

Advertisement

Jawaban mereka belum tentu tepat, karena anak-anak bisa berbohong atau lupa jumlah soda yang telah mereka minum. Hal ini menjadi tantangan bagi para peneliti yang mempelajari hubungan antara minuman manis dan obesitas.

Sebuah studi dalam Journal of Nutrition menjelaskan, untuk mengetahui konsumsi minuman manis seseorang, peneliti bisa menganalisis potongan helai rambut atau sampel darah.

Advertisement

Sebuah studi dalam Journal of Nutrition menjelaskan, untuk mengetahui konsumsi minuman manis seseorang, peneliti bisa menganalisis potongan helai rambut atau sampel darah.

Peneliti dari University of Alaska, Diane O’Brien dan rekan-rekannya telah menggunakan analisis isotop karbon untuk mengembangkan alat ukur mereka.

“Kami mengisolasi karbon rasio isotop dalam molekul tertentu,” jelas O’Brien.

Advertisement

Ketika seseorang mengonsumsi minuman manis atau soda, karbon C-13 akan “dibawa” alanin dan masuk ke dalam protein. Bila karbon C-13 banyak ditemukan dalam tubuh seseorang, berarti ia telah mengonsumsi banyak minuman manis.

Dengan teknik ini, O’Brien mengatakan, Anda bisa menangkap gambaran konsumsi gula seseorang dalam jangka panjang. Cara ini terbukti lebih efektif dibanding dengan analisis sampel urin yang hanya menggambarkan konsumsi gula seseorang dalam satu hari saja.

Menurut Dale Schoeller, peneliti dari University of Wisconsin, teknik ini akan sangat membantu para peneliti dalam mempelajari epidemi obesitas.

Advertisement

“Ini akan menjadi langkah besar dalam penyelesaian kontroversi atas peran asupan pemanis berkalori dalam perkembangan obesitas,” ujar Schoeller.

Di sisi lain, peneliti obesitas dari UNC-Chapel Hill, Bary Popkin mengungkapkan keraguannya. “Ini mungkin berguna,” ujarnya.

Kelemahan terbesar dari teknik ini adalah biayanya yang mahal.

Advertisement

Advertisement
Kata Kunci : Minuman Soda Soda
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif