SOLOPOS.COM - Ilustrasi. (Freepik)

Solopos.com, SOLO – Salah satu masalah yang dihadapi laki-laki adalah disfungsi ereksi yang mungkin disebabkan karena konsumsi obat berikut ini.

Disfungsi ereksi atau mungkin kamu lebih mengenalnya dengan istilah lemah syahwat adalah ketidakmampuan pada pria dalam mencapai maupun mempertahankan ereksi saat berhubungan seksual. Gangguan kesehatan ini bisa kamu kenali dari tiga kondisi utama, yaitu tidak dapat mencapai ereksi, bisa mencapai ereksi tetapi tidak lama, dan mengalami penurunan gairah seksual.

Promosi Klaster Usaha Rumput Laut Kampung Pogo, UMKM Binaan BRI di Sulawesi Selatan

 

Kenali Penyebab Disfunngsi Ereksi

Membangkitkan gairah seksual pada pria memang bukan hal yang mudah. Dikutip dari Halodoc, proses ini membutuhkan kerja sama yang baik dari otak, saraf, otot, pembuluh darah, hormon, dan emosi. Disfungsi ereksi biasanya terjadi bila hal-hal tersebut mengalami masalah.

Bahkan, penyebabnya bukan tidak mungkin adalah kombinasi dari beberapa kondisi. Berikut beberapa kemungkinan penyebab seorang pria mengalami disfungsi ereksi:

 

Kondisi medis tertentu

Sering kali, penyebab seorang pria mengalami disfungsi ereksi adalah adanya kondisi medis tertentu, seperti:

 

  • Tekanan darah tinggi.
  • Diabetes.
  • Penyakit jantung.
  • Penyumbatan pada pembuluh darah (aterosklerosis).
  • Obesitas.
  • Sindrom metabolik.
  • Penyakit peyronie (perkembangan jaringan parut di dalam Mr.P).
  • Gangguan tidur.

 

Tidak hanya itu, beberapa kondisi lainnya yang turut dapat menyebabkan disfungsi seksual adalah gagal ginjal, sirosis, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) yang sering menyerang perokok, zat besi pada darah berlebih (hemokromatosis), dan skleroderma atau pengerasan kulit.

Kemudian, hormon yang tidak seimbang juga kerap menjadi penyebab pria mengalami kondisi ini. Termasuk kelebihan atau kekurangan hormon tiroid (hipertiroid atau hipotiroid), kelebihan hormon prolaktin atau hiperprolaktinemia, juga hipogonadisme yang menjadi penyebab kurangnya produksi hormon testosteron.

Terakhir, beberapa penyakit yang menyerang sistem saraf, seperti epilepsi, multiple sclerosis, stroke, alzheimer, parkinson, dan sindrom Guillain-Barre juga memengaruhi kemampuan ereksi seorang pria.

 

Disfungsi ereksi karena faktor psikologis

Disfungsi ereksi juga bisa terjadi karena faktor psikologis. Otak memainkan peran penting dalam memicu ereksi. Sebab, ereksi terjadi ketika gairah seksual mulai timbul saat mendapatkan rangsangan. Namun, proses ini bisa terganggu bila ada masalah psikologis tertentu, seperti stres, depresi, kecemasan, atau masalah dengan pasangan.

Selain itu, usia dan tingkat stres juga bisa menjadi faktor-faktor penentu seseorang mengalami gangguan ereksi. Ada juga faktor psikologis, seperti widower syndrome yang menyebabkan efek samping yang sama.

Sindrom ini sering terjadi pada pria yang kehilangan pasangan hidupnya. Begitu pula pria dengan tingkat kepercayaan diri yang rendah juga kerap mengalami lemah syahwat.

 

Efek samping konsumsi obat

Meski bermanfaat untuk mengobati penyakit, tapi obat-obatan tetap memiliki efek samping, salah satunya dapat menyebabkan disfungsi ereksi. Beberapa jenis obat yang mungkin bisa memicu terjadinya masalah seksual tersebut, yaitu:

 

  • Antidepresan.
  • Antipsikotik.
  • Penurun tekanan darah tinggi.
  • Penurun kolesterol.
  • Obat untuk kanker prostat.
  • Penggunaan obat-obatan terlarang, seperti kokain atau ganja.

 

Disfungsi ereksi karena cedera

Bila kamu pernah mengalami cedera pada penis, bagian saraf, atau pembuluh darah pada punggung, hal tersebut bisa menyebabkan disfungsi ereksi. Cedera pada area penis juga bisa memicu pembentukan jaringan parut dan membuat posisi organ tersebut jadi melengkung secara tidak normal selama ereksi.

Selain itu, cedera pada panggul yang berdampak pada organ reproduksi seksual pria juga bisa menyebabkan terjadinya masalah seksual ini. Lalu, mengendarai sepeda atau motor dalam waktu yang lama juga bisa memicu kondisi tersebut, karena dapat menekan area sekitar anus.

 

Efek samping operasi

Beberapa jenis operasi yang bisa menimbulkan efek samping disfungsi ereksi, seperti operasi pada otak dan tulang belakang. Ini karena terdapat saraf yang bertugas untuk mengatur proses ereksi pada kedua bagian tubuh tersebut.



Operasi yang berlangsung pada panggul atau bagian tulang belakang juga berisiko merusak saraf dan pembuluh darah pada area sekitar penis sehingga meningkatkan risiko terjadinya disfungsi ereksi.

Tindakan medis lainnya yang bisa jadi turut memicu gangguan ereksi adalah operasi kelenjar prostat, terapi radiasi untuk kanker usus besar atau kandung kemih, dan operasi pengangkatan usus besar.

 

Langkah Pengobatan Disfungsi Ereksi

Perlu kamu ketahui bahwa disfungsi ereksi tidak sama dengan ejakulasi dini. Gangguan ereksi yang tidak segera mendapatkan penanganan bisa berujung pada berkurangnya keharmonisan hubungan dengan pasangan. Selain itu, kamu juga bisa mengalami kesulitan untuk memiliki keturunan. Guna mengatasi hal tersebut, kamu bisa melakukan beberapa cara berikut ini.

  • Perubahan pola hidup sehat, seperti rutin olahraga, konsumsi makanan bergizi, penuhi asupan cairan tubuh, cukup istirahat, dan kendalikan stres dengan baik.
  • Konsumsi obat, termasuk pil biru, obat injeksi, obat hormonal, dan obat yang masuk dalam kelompok supositoria.
  • Psikoterapi untuk gangguan ereksi yang terjadi karena masalah psikologis, seperti stres maupun depresi.

Jadi, pastikan kamu melakukan penanganan sesegera mungkin jika merasakan gejala gangguan ereksi.

Demikian informasi tentang disfungsi ereksi yang salah satunya kemungkinan disebabkan oleh konsumsi obat tertentu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya