Lifestyle
Senin, 23 Juli 2012 - 08:30 WIB

Kontraktor Lokal di Pinggiran Jalan

Redaksi Solopos.com  /  Is Ariyanto  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Siang itu Adi (bukan nama sebenarnya) memilih duduk santai di ruang tunggu kantornya. Setumpuk dokumen ia biarkan berserakan di meja.

“Persaingan usaha di Kota Solo sudah tak sehat,” katanya membuka percakapan, Selasa (17/7). Sebab dari 20 proyek lelang skala kecil di Kota Bengawan hanya diikuti dan dimenangkan tak lebih dari tujuh kontraktor. Syarat lelang yang dia nilai mengada-ada membuat para kontraktor lokal tidak bisa ikut persaingan.

Advertisement

Bukan hanya tak mampu berkompetisi melalui jalur lelang, Adi menambahkan, untuk melakukan sanggahan kontraktor juga tidak berani. Penyebabnya DPU sering menerapkan nilai jaminan maksimal sementara keuntungan proyek jauh lebih kecil daripada nilai jaminan yang ditetapkan. “Daripada malah rugi ya lebih baik diam saja. Mau bagaimana lagi. Ini yang saya sesalkan, kontraktor lokal di Solo ini bukannya berkembang tapi justru terpinggirkan,” ujar dia.

Terpisah Ketua Gapensi Solo, Setyo Budiyanto mengakui juga mendapat banyak keluhan dari para anggotanya mengenai rumitnya mengikuti proses lelang di Kota Bengawan. “Teman-teman banyak yang mengeluh soal syarat lelang yang mereka nilai terlalu sulit. Karena banyaknya keluhan dari anggota, pekan lalu sengaja kami datangkan orang dari Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP) untuk memberikan penjelasan mengenai isi Perpres 54/2010,” jelasnya.

Sebagai kesimpulan dari pertemuan dengan tokoh dari LKPP tersebut, sambung Budi, kontraktor diminta mengambil sikap berani ketika mengikuti lelang. Artinya apabila dalam sebuah lelang ditemui syarat yang mengada-ada, jangan takut untuk menyanggah.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Kata Kunci : Jalan Kontraksi Lokal PINGGIR
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif