SOLOPOS.COM - Rendang kerang. (indonesia.go.id)

Solopos.com, SOLO — Rendang, kuliner khas Sumatra Barat tidak hanya populer di Tanah Air bahkan dinobatkan sebagai makanan paling enak di dunia. Namun, apa jadinya bila rendang bukan berbahan daging, tapi kerang?

Selama ini, rendang populer berbahan daging. Biasanya daging sapi, namun di beberapa daerah ada juga yang menggunakan daging kerbau.

Promosi Kirana Plus, Asuransi Proteksi Jiwa Inovasi Layanan Terbaru BRI dan BRI Life

Rendang sangat menggugah selera dengan penampakan unik karena warna masakannya menjadi cokelat kehitaman dan aroma gurihnya akan menyeruak memenuhi isi ruangan.

Kuliner ini dapat bertahan selama berminggu-minggu dan bisa menjadi pilihan tepat untuk bekal jika bepergian dalam waktu lama.

Ternyata rendang tidak hanya berbahan daging karena di daerah pesisir Minangkabau, ada juga rendang berbahan kerang. Sebagaimana dilansir dari indonesia.go.id, Sabtu (7/1/2023), warga di kawasan pesisir Minangkabau rupanya memilih lokan (Polymesoda expansa) sebagai pengganti daging sapi atau kerbau.

Selain mudah didapat, asupan makanan berbasis hasil kekayaan muara sungai dan laut telah menjadi keseharian mereka.

Lokan didefinisikan sebagai kerang besar yang dapat dimakan dan hidup di lumpur tepi laut. Masakan berbasis kerang ini biasanya dapat ditemui pada masyarakat Minangkabau yang berdiam di kawasan pesisir.

Rasa rendang kerang cukup unik karena rasa gurih rempah dan pedasnya lado atau cabai pada bumbu bergelut kuat dengan manis alami si lokan. Tak perlu takut akan bau amis, karena bumbu rempah rendang mampu meredamnya.

Masakan berbahan kerang ini lebih sehat dari rendang daging. Karena lokan atau kerang merupakan sumber protein hewani yang lengkap.

Ia mengandung semua jenis asam amino esensial yang dibutuhkan untuk membantu metabolisme tubuh. Asam amino esensial tidak dapat diproduksi oleh tubuh kita, sehingga mutlak harus berasal dari makanan.

Kadar proteinnya menakjubkan dan mampu terserap oleh tubuh hingga 95 persen. Ia juga kaya kandungan mineral dan vitamin B12. Satu lagi, kerang juga rendah lemak tidak seperti rendang daging sapi.

Salah satu tempat untuk menikmati rendang lokan ada di Desa Wisata Nagari Ulakan, Kecamatan Ulakan Tapakis, Kabupaten Padang Pariaman.

Menurut Wali Nagari Ade Candra Saputra, sejak ratusan tahun silam masyarakat setempat sudah mengonsumsi rendang jenis ini. Untuk seporsi rendang lokan, kita bisa membelinya seharga Rp75.000.

Tak semua kedai makan di Nagari Ulakan menyediakan masakan jenis ini setiap hari. Umumnya kuliner ini hanya disajikan ketika ada acara-acara adat atau ketika Lebaran atau dimasak ketika ada pesanan dari kerabat mereka di kota lain. Akibatnya, rendang kerang pun terbilang langka.

“Supaya makin dikenal, kuliner ini turut kami sajikan kepada para pengunjung di kedai makan wilayah ekowisata dan edukasi Green Talao Park,” kata Ade seperti dikutip dari website resmi nagari.

Green Talao Park adalah objek wisata petualangan dan bahari unggulan Sumbar di Nagari Ulakan. Upaya itu diakuinya mendapat respons positif.

Apalagi porsinya diperkecil agar rendang kerang dapat dinikmati dengan harga lebih terjangkau dan tak sedikit yang membawanya pulang sebagai oleh-oleh.

Agar makin menarik, cangkang kerang pun kini sudah tidak disertakan lagi dalam masakan rendang lokan. Sehingga konsumen tak perlu kerepotan saat akan menyantapnya dan tampilan masakan pun semakin bermutu.

Kuliner ini akan makin nikmat jika disantap bersama nasi hangat dan ditemani jus buah nipah (Nypa fruticans), minuman sejuk khas Nagari Ulakan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya