SOLOPOS.COM - Penjual jajanan tradisional di Pasar Gede Solo, Suparti, menyajikan jadah blondo untuk pelanggannya, Senin (4/12/2017). (Bayu Jatmiko Adi/JIBI/Solopos)

Kuliner Solo yakni jadah blondo dijajakan di Pasar Gede Solo.

Solopos.com, SOLO — Jadah, makanan tradisional yang dibuat dari ketan dan kelapa, memang ngangeni. Di Pasar Gede Solo, jadah dijajakan bersama blondo sehingga lazim disebut jadah blondo. Jajanan itu masih banyak diburu pengunjung pasar setempat

Promosi BRI Group Buka Pendaftaran Mudik Asyik Bersama BUMN 2024 untuk 6.441 Orang

Pada Senin (4/12/2017) pagi, pedagang jajanan di Pasar Gede Solo, Suparti, 67, melayani pelanggan. Dia mengiris jadah menjadi beberapa potong. Dia lalu mengambil dua lembar daun pisang dan menaruh potongan jadah berwarna putih di dalamnya. Suparti menempatkan satu lembar daun pisang di atas jadah untuk menempatkan blondo.

Jadah blondo dapat ditemui setiap hari di lapak Suparti. Dia menggelar lapaknya di bangunan Pasar Gede Solo sisi timur. Lapak Suparti dapat ditemui di dekat pintu masuk pasar sisi utara.

Jadah yang terbuat dari campuran beras ketan dan kelapa memiliki rasa gurih. Cara pembuatannya beras ketan yang telah dikukus, dicampur dengan parutan kelapa yang juga dikukus. Kedua bahan tersebut kemudian ditumbuk menjadi satu hingga menjadi adonan yang lembut dan merata.

Biasanya setelah ditumbuk, jadah yang sudah halus kemudian ditempatkan pada wadah datar. Setelah dingin, jadah lalu diiris sesuai selera untuk disajikan.

Penjual jajanan tradisional di Pasar Gede Solo, Suparti, menyajikan jadah blondo untuk pelanggannya, Senin (4/12/2017). (Bayu Jatmiko Adi/JIBI/Solopos)

Penjual jajanan tradisional di Pasar Gede Solo, Suparti, menyajikan jadah blondo untuk pelanggannya, Senin (4/12/2017). (Bayu Jatmiko Adi/JIBI/Solopos)

Sedangkan blondo terbuat dari santan. Hal yang istimewa dari blondo, pengolahannya harus dilakukan dengan sabar karena membutuhkan waktu berjam-jam. Blondo merupakan ampas dari santan yang dimasak hingga mengeluarkan minyak. Blondo berwarna cokelat dengan bentuk gumpalan-gumpalan kecil. Blondo memiliki rasa gurih sedikit manis.

Suparti menuturkan usaha jajanan tradisional tersebut sudah dirintis keluarganya sejak puluhan tahun lalu. Setelah ibunya tidak dapat berjualan, Suparti pun meneruskan usaha tersebut. Jadah blondo merupakan salah satu jajanan andalannya yang diproduksi sendiri. Selain jadah blondo dia jual menjual jajanan tradisional lain seperti jenang dan wajik.

Menurut Suparti, pembuatan jadah blondo butuh waktu lama.  “Untuk blondo itu saja lama memasaknya 7 jam. Santan dimasak sampai nanti benar-benar matang. Blondo merupakan ampas dari santan itu. Selain blondo, juga dihasilkan minyak dari santan tersebut,” kata dia saat ditemui Koran Solo di lapaknya, Senin.

Satu porsi jadah blondo, yang terdiri dari enam potong jadah yang ditaburi blondo, dijual Rp5.000. Setiap harinya dia menjual sekitar 3 kilogram jadah blondo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya