Lifestyle
Minggu, 10 Mei 2015 - 09:00 WIB

KULINER SOLO : Onde-onde, Renyah Kulitnya, Lembut Isinya

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Onde onde The Sunan Hotel Solo

Kuliner Solo sangat beragam, termasuk jenis camilan atau yang biasa disebut jajan pasar. Salah satu jajan pasar yang banyak disuka adalah onde-onde.

Solopos.com, SOLO-Suasana Imperial Taste Modern Oriental Cuisine, The Sunan Hotel Solo masih lengang ketika solopos.com, mendatangi chinese restaurant itu, Selasa belum lama ini. Namun para chef restoran tersebut, sudah sibuk menyiapkan aneka makanan di dapur restoran.

Advertisement

Salah satu chef, Giyanto, dengan cekatan mengambil adonan kulit onde-onde untuk dibentuk bulatan kecil kemudian dipipihkan di atas plastik. Ia mengambil tiga macam adonan dengan warna berbeda. Yaitu adonan berwarna oranye, hijau dan putih. Adonan itu merupakan perpaduan tepung ketan, gula, baking powder, mentega putih dan air. Sementara warna hijau dan oranye diperoleh dari tambahan pewarna makanan.

Sinergi Travel & Event Management Graha Solo Raya Lantai I. Jl Slamet Riyadi No 1 Solo- Jateng Telp +62-271) 5843678 – 2144388. HP 085 70268 6068 Fax +62 271 635936 www.solocitytravelguide.com. Email info@solocitytravelguide.com marketing@solocitytravelguide.com

Selanjutnya Giyanto mengambil bahan makanan yang akan digunakan sebagai isi onde-onde tersebut. Ia bulatkan bahan isian itu, lalu ia letakkan di atas adonan kulit onde-onde yang sudah dipipihkan. Selanjutnya adonan kulit disatukan sehingga menutupi bahan isian. Giyanto kemudian berusaha merapikan bulatan adonan itu.

Advertisement

Ada tiga jenis bahan makanan yang digunakan sebagai isi onde-onde ala Imperial Taste Modern Oriental Cuisine. Adonan kulit onde-onde berwarna hijau diberi isi pisang raja yang dipotong-potong dan keju chedar yang dipotong kecil-kecil. Adonan kulit onde-onde warna oranye diberi isi makanan kombinasi tape singkong, margarin dan garam. Sementara adonan kulit onde-onde berwarna putih diberi isi ubi ungu yang telah dicampur gula dan mentega putih.

Adonan yang telah diisi dan dibulatkan itu kemudian dimasukan ke tempat khusus berisi wijen putih sehingga seluruh adonan terlumuri dengan wijen tersebut.

Giyanto kemudian menyiapkan penggorengan yang diberi minyak goreng. Ketika minyak goreng belum terlalu panas, ia masukan bulatan onde-onde yang mentah itu hingga tenggelam dalam minyak. Onde-onde digoreng sampai mengembang dengan api kecil agar bagian dalamnya juga matang. Setelah matang, onde-onde khas The Sunan Hotel Solo itu siap dinikmati.

Advertisement

Sepintas, bentuk onde-onde tersebut sama dengan onde-onde yang dijual di pasaran. Tapi setelah mencicipi makanan tersebut, terasa bedanya. Ketika onde-onde masih hangat, kulit onde-onde itu terasa renyah, tapi lembut saat digigit. Kerenyahan wijen berpadu dengan kerenyahan kulit dan kelembutan isi onde-onde.

Onde-onde isi ubi ungu terasa lembut saat digigit. Campuran gula dan mentega putih pada ubi ungu semakin menambah rasa manis isi onde-onde itu.

Sensasi campur-campur terasa saat menikmati onde-onde pisang keju. Rasa pisang raja yang manis berpadu dengan rasa asin keju chedar. Sementara onde-onde tape singkong terasa sangat lembut.

Public Relation Manager The Sunan Hotel Solo, Retno Wulandari mengungkapkan satu porsi onde-onde berisi tiga onde-onde dengan tiga macam rasa itu, ditawarkan dengan harga Rp20.000. “Ada juga kemasan khusus yang bisa dibawa pulang sebagai oleh-oleh,” ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif