Lifestyle
Senin, 20 Januari 2014 - 19:50 WIB

KULINER TAHUN BARU IMLEK : Salad Yu Sang Simbol Kelimpahan

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Chef Syahroni dan Yu sang yang diangkatnya tinggi-tinggi (Peni Widarti/JIBI/Bisnis)

Solopos.com, SURABAYA — Dekorasi merah menyala sudah mewarnai ruangan restoran-restoran yang menyiapkan makan malam keluarga-keluarga keturunan China yang bakal menyambut Tahun Baru Imlek. Tak terkecuali dengan Restaurant Sarkies di Hotel Majapahit, Jl. Tunjungan, Surabaya, kala Jaringan Informasi Bisnis Indonesia (JIBI) bertandang, Senin (20/1/2014). Menu khusus pun telah dirancang, antara lain salad Yu sang yang melambangkan kelimpahan.

“Semakin tinggi mengangkatnya, maka semakin baik juga peruntungan orang tersebut pada tahun baru Imlek.”

Advertisement

Chef Syahroni dan Yu sang yang diangkatnya tinggi-tinggi (Peni Widarti/JIBI/Bisnis)

Ornamen berupa lampion, gantungan angpau dan bunga sakura yang tertata indah menghias ruang makan adalah cara pengelola restoran-restoran untuk menyambut Tahun Baru Imlek. Perayaan penting bagi warga Tionghoa ini tidak saja dilakukan dengan bersembahyang ataupun menghias ruangan dengan pernik-pernik tetapi juga tradisi makan bersama dengan menu makanan yang penuh makna.

Yu sang, adalah salah satu menu andalan Sarkies Restaurant ketika memasuki perayaan Tahun Baru Imlek. Yu sang ini memiliki tekstur warna yang memikat dan menggoda selera. Terbuat dari lobak merah, wortel, bengkoang, ikan salmon serta jelly fish atau ubur-ubur yang diserut. “Yu sang ini semacam salad karena disajikan dalam keadaan mentah, kecuali jelly fish yang harus direbus terlebih dahulu selama 30 menit dan diberi air jeruk nipis agar tidak anyir,” kata Chef Syahroni, koki di Sarkies Restaurant.

Advertisement

Yu sang ini memiliki makna mendalam bagi orang Tionghoa yang merayakan Tahun Baru Imlek. Makanan ini pun dipercaya sebagai simbol kelimpahan dan kemakmuran bagi orang yang memakannya.

Dalam penyajiannya, Yu sang terpisah dari sausnya dan dicampur sendiri oleh orang yang hendak memakannya dengan menggunakan sumpit. Menurut tradisi, saat Yu sang diaduk dengan saus harus diangkat tinggi-tinggi di atas piring dan mengucapkan, “Lo hei,” yang berarti keberuntungan abadi.

“Semakin tinggi mengangkatnya, maka semakin baik juga peruntungan orang tersebut pada tahun baru Imlek. Yu sang diaduk bersama-sama oleh orang yang duduk satu meja,” jelas Chef Syaroni.

Advertisement

Beberapa saus yang dicampur ke dalam Yu sang di antaranya adalah wijen, minyak wijen, cuka, gula, garam, merica, bubuk kayu manis, dan kecap asin.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif