Lifestyle
Minggu, 29 September 2019 - 06:30 WIB

Lari Pakai Jaket Parasut, Awas Penyakit Mematikan Ini!

Redaksi Solopos.com  /  Chelin Indra Sushmita  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi joging. (Freepik)

Solopos.com, SOLO – Setiap orang punya gaya sendiri dalam berolahraga, khususnya lari dan joging. Tidak jarang, ada orang yang mengenakan jaket parasut saat joging agar lebih berkeringat. Namun, siapa sangka kebiasaan ini memicu strok dan serangan jantung.

Para pengguna jaket parasut ingin membakar lemak tubuh dalam jumlah banyak saat olahraga. Rata-rata mereka memilih olahraga lari atau joging memakai jaket parasut dengan harapan berat badan turun karena keringat mengucur deras. Kucuran keringat dipahami sebagai bentuk lunturnya lemak di tubuh.

Advertisement

Selama berlari, tubuh menggunakan persediaan lemak sebagai tenaga. Efeknya, panas tubuh meningkat dan keringat pun keluar. Namun, seperti dikutip dari Livestrong, Sabtu (28/9/2019), cairan yang dikeluarkan tubuh belum tentu berasal dari pembakaran lemak.

Jaket parasut yang dikenakan saat berlari memang meningkatkan pengeluaran cairan tubuh melalui keringat. Itulah sebabnya tubuh terasa lebih ringan setelah olahraga. Tubuh terasa ringan membuat orang berpikir berat badannya turun. Nyatanya tubuh mereka hanya kehilangan cairan, bukan lemak.

Stok cairan tubuh perlu diperhatikan selama berolahraga. Kehilangan cairan tubuh yang tidak terkendali menimbulkan bahaya. Keringat yang keluar harus menguap agar ketersediaan cairan tubuh terkendali. Namun, jaket parasut malah menghalanginya. Akibatnya, panas tubuh naik dan memicu strok.

Advertisement

Saat berlari, tubuh perlu mengeluarkan cairan agar tekanan dan volume darah terjaga. Peredaran nutrisi ke organ tubuh pun merata. Hasilnya, tubuh akan menyerap cairan lebih cepat setelah minum air saat melepas dahaga sehabis olahraga, seperti lari dan joging. Berat badan pun hanya berkurang sementara.

Kehilangan cairan tubuh dalam jumlah banyak juga menimbulkan dehidrasi. Hal ini menyebabkan volume darah tidak stabil. Akibatnya, jantung dan otak tidak mendapatkan cukup aliran oksigen. Dikutip dari jurnal American Heart Association, kemungkinan penyakit strok dan serangan jantung pun meningkat jika tubuh dalam kondisi dehidrasi.

Kunci menurunkan berat badan secara permanen adalah membakar kalori yang dikonsumsi sebelum berlari maupun joging. Menambah jam olahraga dengan mengenakan pakaian yang tepat dan mengontrol kalori yang masuk ke tubuh menjadi cara diet yang tepat.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif