Lifestyle
Minggu, 13 Desember 2020 - 10:24 WIB

Liburan di Rumah dengan Wisata Virtual, Kenapa Tidak?

Cahyadi Kurniawan  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi wisata virtual (Freepik)

Solopos.com, SOLO--Berlibur di tengah pandemi tetap bisa dinikmati tanpa harus meninggalkan rumah dengan wisata virtual Selain menghilangkan stres dan menghentikan rutinitas, cara berlibur ini bisa menghemat banyak biaya dan tak perlu repot-repot memesan kamar penginapan.

Wisata virtual atau virtual tour merupakan rekreasi yang dilakukan tidak secara langsung atau melalui perantara. Perantara di sini bisa berupa gawai seperti ponsel, televisi, komputer dan jaringan Internet.

Advertisement

Rekreasi ini memungkinkan seseorang berkeliling lokasi wisata tanpa harus lelah berjalan kaki atau menggendong tas carrier yang berat. Wisata virtual memberikan rasa baru menikmati keindahan alam, gedung, barang seni tanpa harus keluar rumah.

“Selain berguna untuk membantu masyarakat mengatasi rasa bosan, layanan ini juga membantu biro pariwisata agar usahanya tetap berjalan selama kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar belum dicabut,” tulis Sukaesih, dkk, dalam jurnal Tornare – Journal of Sustainable Tourism Research yang terbit pada 3 September 2020.

Advertisement

“Selain berguna untuk membantu masyarakat mengatasi rasa bosan, layanan ini juga membantu biro pariwisata agar usahanya tetap berjalan selama kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar belum dicabut,” tulis Sukaesih, dkk, dalam jurnal Tornare – Journal of Sustainable Tourism Research yang terbit pada 3 September 2020.

Ingin Dapat Manfaat Maksimal Dari Teh Hijau, Catat Ini 6 Waktu Tepat Meminumnya

Gratis hingga Berbayar

Wisata virtual ada yang tersedia secara gratis namun tak sedikit pula yang berbayar. Sejumlah layanan yang tersedia gratis misalnya bisa mengunjungi kawasan menggukan fitur Google Street View. Masyarakat juga juga bisa mengakses Google Art & Culture untuk mengunjungi musuem secara virtual.

Advertisement

Sejumlah destinasi wisata di Indonesia juga mulai menyediakan layanan wisata virtual secara gratis. Sebagai contoh misalnya berkeliling ke Museum Nasional Indonesia secara daring melalui laman museumnasional.iheritage.id. Selain itu, mengunjungi Kebun Raya Bogor secara virtual juga dilakukan dengan mengakses laman vtkrb.pddi.lipi.go.id.

Di sana, pengunjung tetap bisa menikmati suasana kawasan atau bangunan dengan fitur kamera 360 derajat. Penyedia juga memberikan penjelasan baik teks maupun audio yang memberikan sensasi berkeliling bersama tour guide.

Bertahan

Wisata virtual dinilai menjadi salah satu cara memperpanjang napas pengelola pariwisata di tengah pandemi Covid-19. Masyarakat tetap bisa menikmati keseruan yang sama berwisata tanpa harus melakukan perjalanan secara langsung.

Advertisement

“Peran pemda untuk menyediakan informasi kepada masyarakat sangat penting sekali, dan dengan adanya virtual tour, maka setelah pandemi Covid-19 berakhir, wisatawan akan dapat segera berkunjung ke daerah wisata,” kata Sekretaris Jenderal UCLG ASPAC, Bernadia Irawati Tjandradewi, seperti diberitakan Liputan6.com, Senin (19/10/2020).

COO dan Co-Founder Atourin Reza Permadi mengatakan wisata virtual menjadi solusi untuk membantu para pemandu wisata yang menganggur akibat pandemi. Wisata virtual juga bukan merupakan substitusi dari wisata konvensional. Namun, layanan ini menjadi penyedia informasi bagi calon wisatawan sebelum mengunjungi destinasi wisata idamannya di kemudian hari.

“Untuk setiap kegiatan virtual tour, kami mendorong wisatawan untuk bisa langsung datang aktual ke sana dengan menghubungi pemandunya,” kata Reza.

Advertisement

Time: BTS Entertainer Of The Year

Bukan Tren Sementara

Penulis lepas sekaligus blogger pemasaran digital, Benjamin Ehinger, mengatakan tren wisata virtual yang menguat akibat pandemi virus corona bukan hanya tren sementara. Teknologi ini bisa mengubah cara orang bepergian di masa depan ketika semua orang benar-benar berlibur mendatangi lokasi wisata.

“Ini adalah pengalaman alternatif yang dapat dinikmati oleh mereka yang tidak memiliki anggaran untuk membeli perjalanan yang sebenarnya dan untuk sementara, pariwisata virtual menyediakan pengganti yang layak untuk perjalanan yang sebenarnya,” tulis Benjamin dalam trvltrend.com, 18 April 2020.

The Conversation memberitakan wisata virtual idealnya tak hanya mempromosikan destinasi wisata tetapi juga kerajinan daerah setempat. Seperti yang dilakukan pada Geotourism Festival, Juli lalu yang berhasil menarik 200 pengunjung dan membeli dalam pameran stan virtual untuk bisnis lokal.

“Agen perjalanan dapat menunjuk beberapa tempat yang memiliki toko online atau pasar online untuk membeli oleh-oleh lokal populer dari suatu tujuan dan mempromosikannya secara virtual kepada pengunjung,” tulis redaksi The Conversation, 2 Desember 2020.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif