SOLOPOS.COM - ilustrasi
ilustrasi
Selain digunakan sebagai pelengkap perawatan kecantikan, tanaman lidah buaya bisa diolah menjadi produk kuliner. Lidah buaya setidaknya bisa diolah menjadi minuman segar, dodol, teh, agar-agar, kerupuk, dan tepung.
Berbagai produk olahan lidah buaya itu kini banyak dikembangkan kelompok usaha bersama di berbagai daerah. Kota Pontianak, Kalimantan Barat menjadi salah satu kota dengan kekhasan produk olahan lidah buaya.
“Setidaknya ada 29 pengusaha lidah buaya tergabung dalam Koperasi Kota Khatulistiwa Utama Kota Pontianak,” kata koordinator stan Kota Pontianak, Jas Rizal di pameran Usaha Kecil Mikro Menengah, di atrium Ambarrukmo Plaza, Sleman, Kamis (14/6).
Dituturkan Rizal, di Kota Pontianak terdapat Aloevera Center sebagai pusat budidaya dan pengolahan lidah buaya menjadi berbagai produk. Didirikan pada 1990 Aloevera Center telah menghasilkan beragam produk. “Produk makanan saja ada 10 jenis, ada produk non makanan juga dibuat,” lanjut Rizal.
Olahan produk dibuat langsung dari dari bahan dasar lidah buaya. Ukuran lidah buaya yang dikembangkan relatif besar dengan panjang antara 40-60 sentimeter dan berat sampai tiga kilogram setiap pelepah. Beberapa olahan non kuliner di antaranya diolah menjadi sabun, kerajinan tangan berupa dompet, dan campuran untuk shampo home industry.
Pengunjung stan produk lidah buaya, Anggityas mengatakan, minuman lidah buaya segar dan rasanya tidak aneh. “Sebelum ngerasain kan mikirnya pahit, ingat lendir di daging lidah buaya. Tapi setelah diolah ternyata enak juga seperti rumput laut tapi lebih lunak,” katanya seusai mencicip minuman bermerek Air Hidup itu.
Sementara penjaga satan, Rudianto menyampaikan, berbagai produk olahan lidah buaya menggunakan bahan tambahan lain untuk menghasilkan rasa yang lebih sesuai lidah konsumen. Untuk campuran makanan dan minuman, lidah buaya banyak dicampur dengan gula dan ekstrak rasa buah-buahan.