SOLOPOS.COM - Lontong Cap Go Meh di Solo. (Istimewa)

Ada satu jenis makanan yang selalu tersedia saat merayakan Cap Go Meh (lima belas hari setelah Imlek) bagi orang-orang Tionghoa Indonesia yaitu lontong Cap Go Meh.

Berburu lontong Cap Go Meh saat ini bukan hal yang sulit. Di beberapa tempat di wilayah Jl Abdul Muis Solo dan Jl Sutan Syahrir Solo, Anda gampang menemukannya. Di Lontong Opor Gladag, Jl Abdul Muis 5, Setabelan, Solo, Selasa (19/2), Espos memesan satu porsi.

Promosi BRI Borong 12 Penghargaan 13th Infobank-Isentia Digital Brand Recognition 2024

Tak lama kemudian, satu piring lontong Cap Go Meh tersaji. Aroma gurih santan langsung tercium. Begitu dicicipi, rasa gurih dan nikmat langsung terasa. Sepiring lontong Cap Go Meh itu benar-benar mantap! Harganya Rp13.000/porsi.

Begitu juga saat Espos menuju ke Warung Lontong Cap Go Meh Ny Liem di Jl Sutan Syahrir 57/59 Solo. Lontong di tempat itu benar-benar hao jek alias mantap! Satu porsi lontong seharga Rp17.500.

Pengelola Warung Lontong Opor Gladag, Soegijarto, 50, menuturkan lontong Cap Go Meh hanya disajikan pada momen Imlek. Dia menyebutkan awalnya warungnya berada di kawasan Gladag. Karena ada pelebaran jalan, akhirnya warung itu pindah ke di Jl Abdul Muis. Pada hari biasa, warung ini buka pada pukul 07.30-19.00 WIB, khusus Minggu pukul 07.30-16.00 WIB.

Soegijarto menyebut warung itu dikelola secara turun-temurun sejak neneknya. Dia berjualan di Jl Abdul Muis sejak 2.000-an. Pada momen Imlek ini, menu tersebut mulai dipasarkan sejak Senin (11/2).

“Puncaknya nanti tanggal 24 Februari. Sudah banyak orang yang pesan untuk penutupan Imlek itu. Sekitar 500 porsi. Pesanan itu ada yang untuk keluarga maupun kantor,” ujar Soegijarto.

Ada beberapa perbedaan antara lontong opor biasa dan lontong Cap Go Meh. Dari kuahnya, lontong opor biasa berwarna kuning sedangkan lontong Cap Go Meh warnanya agak kecokelatan.

“Lontong Cap Go Meh ada tambahan serundeng [kelapa parut yang disangrai] dan bubuk kedelai tawar. Kami berusaha menjaga kualitas dan rasa. Biasanya, saat siang, lontong Cap Go Meh sudah habis,” lanjut Soegijarto.

Pemilik Warung Lontong Cap Go Meh Ny Liem, Liem Yoe Gie, 59, sudah berjualan lontong itu sekitar 20 tahun. Resep masakannya merupakan peninggalan dari orangtuanya. Dia berjualan saat Imlek datang. Warungnya melayani pembeli pada pukul 07.30 WIB-20.30 WIB. Pada hari biasa, dia berjualan timbangan.

“Sabtu dan Minggu besok pasti ramai sekali pembelinya,” kata Ny Liem.

Ny Liem menggunakan daging ayam kampung dan kuahnya berwarna cokelat. Tambahan lainnya berupa docang dan bubuk kedelai.

“Saya merupakan generasi ketiga. Lontong Cap Go Meh dijual hanya saat Imlek. Meski demikian, kami tetap menerima pesanan di luar Imlek, minimal untuk 50 porsi,” ujar Ny Liem.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya