SOLOPOS.COM - Lobster merupakan salah satu makanan mewah yang disediakan restoran (ilustrasi/freepik)

Solopos.com, SOLO– Makanan  mahal atau mewah yang disajikan di restoran, tentu biasa disantap oleh kaum berduit. Mereka bahkan tak segan mengeluarkan uang ratusan ribu hanya untuk menikmati sepiring kentang goreng.

Namun, tahukah Anda beberapa makanan mewah tersebut dulunya menjadi makanan orang miskin dan dianggap tidak layak disantap oleh kaum bangsawan?

Promosi Cuan saat Ramadan, BRI Bagikan Dividen Tunai Rp35,43 Triliun

Banyak makanan mewah meski dalam porsi yang sedikit, namun dibanderol dengan harga yang mahal. Selain itu, siapa sangka dulunya beberapa makanan mahal ini ternyata dianggap makanan tidak berkelas dan dijual murah.

Bahkan tidak jarang orang zaman dulu memandangnya sebelah mata, nah berikut beberapa diantaranya:

Angka Reproduksi Covid-19 Soloraya Masih Di Atas 1, Apa Artinya?

Lobster

Makanan dari olahan lobster banyak ditemui di restoran berbintang karena memiliki harga jual yang tinggi. Harga lobster mentah dengan berat 300 gram-500 gram saja bisa mencapai Rp800.000. Namun, siapa sangka bahwa dulunya lobster merupakan makanan yang biasa disantap oleh orang miskin. Melansir dari Detik.com, Kamis (28/5/2020) dulunya lobster dipandang sebagai hama yang mengganggu ketika nelayan memancing di laut.

Oleh karena itu lobster biasanya diberikan kepada orang miskin yang tidak punya cukup uang untuk membeli makanan. Selain itu, banyak petani yang membeli lobster untuk dijadikan pupuk untuk tanaman. Hingga kemudian ada seorang salesman yang licik dan menipu orang-orang untuk membeli lobster dengan harga tinggi.

Saat dimakan ternyata lobster tidak seperti yang dibayangkan sebelumnya. Daging di dalamnya terasa tebal dan lembut. Sejak saat itu lobster diterima banyak orang bahkan sekarang menjadi makanan mewah yang biasa disajikan untuk kaum berada.

Sushi

Makanan yang berasal dari Jepang ini menjadi jajaran makanan mewah yang terkenal di beberapa restoran berbintang. Salah satunya restoran termahal di New York City bernama Omakase yang menyajikan aneka sushi. Kalau ingin makan di tempat ini setidaknya Anda harus rela merogoh kocek sekitar Rp6.839.000 per kursinya.

Sebelum dikenal dengan kemewahannya, sushi merupakan makanan khas nelayan Jepang yang miskin. Sushi pada awalnya diciptakan sebagai cara untuk melestarikan ikan. Saat itu sushi disajikan dengan cara menutupi ikan dalam nasi yang difermentasi, tujuannya agar ikan tetap segar.

Namun, setelah Perang Dunia II harga sushi melambung tinggi. Ini karena koki sushi mulai menyajikannya menjadi potongan-potongan lebih kecil dan menggunakan ikan lebih halus untuk menarik perhatian pelancong dari luar negeri dengan kreasi mereka.

Piza

Bagi orang Italia yang miskin, piza adalah salah satu hidangan utama. Melansir dari Bright Side, dulunya piza hanya terdiri bahan-bahan sederhana, seperti minyak zaitun, tomat, rempah-rempah, dan kerak kental. Tidak ada yang berpikiran bahwa hidangan ini akan menjadi semewah seperti sekarang ini. Tetapi status piza berubah berkat Ratu Margherita, Ratu kedua Italia.

Suatu hari, sang ratu ingin mencoba hidangan sederhana, jadi juru masaknya membuat pizza dengan bahan-bahan yang menyerupai warna bendera Italia. Sang Ratu terkesan dengan hidangan itu, dan piza yang saat itu diberi nama Margherita tersebut menjadi hidangan khas Italia dan terkenal hingga ke seluruh dunia.

Salmon

Mungkin terdengar aneh jika Anda mendengar bahwa orang-orang Skotlandia yang miskin harus makan salmon dan trout sehari-harinya, tetapi hal ini benar. Zaman dahulu salmon sudah tersedia di perairan Skotlandia dalam jumlah yang lumayan banyak. Sekarang jenis ikan ini dianggap mahal karena rasanya yang lezat dan memiliki nilai gizi yang baik bagi tubuh.

Pasta

Selama Renaissance atau abad pembaharuan di Eropa, olahan pasta dengan sayuran, keju, dan bawang putih menyelamatkan nyawa jutaan orang Italia miskin dari kelaparan. Saat itu mereka hanya makan pasta dengan tangan kosong karena peralatan makan tidak tersedia untuk orang awam.

Kemudian pada abad ke-16, hidangan ini menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari menu Italia. Singkatnya tidak ada satu pun perjamuan yang terlaksana tanpa olahan pasta. Lambat laun beberapa pengusaha mendirikan pabrik pasta, hidangan itu kemudian naik derajat dan diakui menjadi makanan kelas bangsawan.

1 Lagi Pegawai Pemkot Solo Reaktif Rapid Test Covid-19, Total Jadi 8 Orang

Keju livarot

Melansir dari salah satu sumber, pada abad ke-19, keju yang sangat halus dengan cetakan merah ini dijuluki sebagai daging orang miskin dan menjadi salah satu produk paling populer di kalangan orang Normandia.

Namun saat ini, keju Livarot diproduksi dalam jumlah terbatas, dan hampir tidak mungkin ditemukan di rak-rak supermarket.
Beberapa restoran kelas atas menyajikan hidangan mewah ini hanya kalau disertai dengan anggur Prancis berkualitas tinggi.

Menurut undang-undang UE dan aturan Prancis yang mengatur negara asal produk, keju jenis ini tidak dapat diproduksi di luar wilayah Livarot.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya