Lifestyle
Sabtu, 13 Mei 2023 - 10:12 WIB

Mana Lebih Masuk Akal, Ini Beda Penjelasan Ketindihan dalam Islam dan Medis

Nugroho Meidinata  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi tidur lelap. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO — Di tengah masyarakat, fenomena ketindihan kerap dikaitkan dengan gangguan makhluk halus, benarkah hal tersebut jika dilihat dalam pandangan Islam?

Fenomena ini terjadi ketika seseorang sedang setengah tertidur yang membuat mereka tidak mampu bergerak dan berbicara dalam beberapa menit atau detik, meski dalam kondisi setengah sadar.

Advertisement

Hal ini bisa terjadi pada pagi, siang, atau malam hari, namun semuanya menyerang ketika seseorang akan tidur.

Mengutip jurnal penelitian berjudul Fenomena Ketindihan Perspektif Medis dan Agama Islam yang diterbikan Pondok Pesantre Al-Amien Prenduean Sumenep pada 2022, ketindihan dalam Islam terjadi karena adanya gangguan makhluk halus seperti jin dan setan yang tak kasat mata.

Dampak yang ditimbulkan sama, yakni kesulitan berbicara, bergerak, panik, bahkan ada yang berhalusinasi hingga kesulitan bernapas. Ada juga yang menyebut fenomena ini disebabkan oleh mimpi buruk yang dialami seseorang.

Advertisement

Berbeda dengan Islam, ketindihan dalam dunia kesehatan dikenal dengan sleep paralysis. Dokter dari Lembaga Kesehatan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LK PBNU), dr Citra Fitri Agustina memaparkan, sleep paralysis terjadi di saat mekanisme otak dan tubuh saling bertubrukan, tidak berjalan selaras saat tidur. Sehingga menyebabkan tubuh tersentak bangun di tengah siklus REM (rapid eye movement).

“Ketindihan itu kondisi di mana seseorang setengah tidur setengah sadar. Itu terjadi ketika otak belum siap menerima sinyal untuk bangun dari tubuh. Jadi bukan karena makhluk halus ya,” terang dr Civi, sapan akrabnya, dilansir laman resmi Nahdlatul Ulama (NU online).

Jika dalam Islam, ketindihan disebut karena gangguan makhluk halus, dr Civi menjelaskan, fenomena ini disebabkan oleh beberapa faktor pemicu, salah satunya adalah kurang berolahraga. Kurang berolahraga bisa meningkatkan kecemasan dan cenderung membuat orang sulit tidur nyenyak.

Advertisement

“Ketindihan itu rata-rata dialami oleh orang yang memiliki gangguan kecemasan berlebih. Termasuk gangguan panik, mereka lebih mungkin mengalami hal itu,” terangnya.

Menurut dr Civi, meskipun penyebab ketindihan belum diketahui secara pasti dan mendalam, namun beberapa penelitian menjelaskan bahwa risiko ketindihan rentan terjadi pada orang dengan ciri-ciri imajinatif atau disosiasi dari lingkungan terdekat dan bukan karena gangguan makhluk halus menurut ajaran Islam.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif