SOLOPOS.COM - Tangkapan layar. Aktiviss AS Shaun King membaca kalimat syahadat saat masuk Islam. (@reverted_muslims)

Solopos.com, JAKARTA – Mantan pendeta sekaligus aktivis Amerika, Shaun King dan istrinya, Rai King masuk Islam. Mereka berpindah agama karena tersentuh dengan penderitaan warga Gaza akibat perang Israel-Hamas.

Dalam sebuah postingan Instagram @reverted_muslims yang dipantau Solopos.com, Minggu (17/3/2024), Shaun King mengucap dua kalimat syahadat secara bergantian dengan istrinya, dalam panduan seorang imam.

Promosi Top! BRI Masuk Daftar 20 Perusahaan Top yang Perlu Diperhatikan Tahun 2024

Dikutip dari laman The-sun, King, 44 tahun, seorang aktivis dan penulis yang dikenal karena pekerjaannya sebagai pendeta Kristen dan suara gerakan Black Lives Matter ini masuk Islam pada hari Minggu pekan lalu atau awal Ramadan bersama istrinya.

“Saya tidak tahu apakah saya akan berada di sini hari ini tanpa penderitaan, rasa sakit, dan trauma yang telah kita lihat di Gaza selama enam bulan terakhir,” kata King dalam pidato yang diposting oleh Valley Ranch Islamic Center (@ValleyRanchIslamicCenter) di Texas setelah dia masuk Islam.

“Sangat menyentuh saya untuk melihat orang-orang sekarang di tempat paling berbahaya dan traumatis di planet ini masih bisa melihat seolah tidak ada apa-apa selain puing-puing dan sisa-sisa keluarga mereka, dan masih melihat makna dan tujuan dalam hidup,” imbuhnya.

“Iman dan pengabdian mereka kepada Islam tidak hanya membuka hati saya tetapi telah membuka hati jutaan orang di seluruh dunia. Lebih dari segalanya, itu adalah persahabatan, persahabatan yang tulus, dan pengabdian serta iman yang mendalam dari rakyat Palestina yang telah menggerakkan hati saya,” ujarnya.

Sementara itu, imam yang memimpin syahadat Shaun King dan istrinya adalah imam Palestina-Amerika Omar Suleiman.

 

Perjuangan Ras

Sejak kecil, King tidak yakin siapa ayah kandungnya. Jeffery Wayne King, seorang pria kulit putih, tampaknya adalah ayah Shaun berdasarkan akta kelahirannya.

Namun, pada tahun 2015, Shaun mengklaim bahwa ibunya, Namio King, mengatakan kepadanya bahwa ayah kandungnya adalah pria kulit hitam yang berkulit terang.

“Laporan tentang ras saya, tentang masa lalu saya, dan tentang rasa sakit yang saya alami semuanya bohong. Ibu saya adalah seorang manula,” kata King dalam sebuah pernyataan kepada Washington Post.

“Saya menolak untuk berbicara secara rinci tentang sifat masa lalu ibu saya, atau pasangan seksualnya, dan saya sangat malu untuk mengatakan ini sekarang, tetapi saya telah diberi tahu selama sebagian besar hidup saya bahwa pria kulit putih di akta kelahiran saya bukanlah ayah kandung saya dan bahwa ayah kandung saya yang sebenarnya adalah pria kulit hitam yang berkulit terang,” ujarnya.

“Ini telah menjadi kenyataan hidup saya selama hampir 30 dari 35 tahun saya di bumi. Saya tidak malu karenanya, atau siapa saya, tidak pernah seperti itu, tetapi pendeta saya menyarankan sekitar 20 tahun yang lalu bahwa ini bukan kekacauan yang saya lakukan dan bukan tanggung jawab saya untuk memperbaikinya.”

Sejak kecil, Shaun menjadi korban rasisme dan kejahatan kebencian di Kentucky. Dia mengaku diserang oleh anak-anak lain dan dapat menceritakan saat mereka mencoba menabraknya dengan truk pickup. Setelah melaporkan serangan itu kepada guru, anak-anak itu akan dilindungi alih-alih dihukum, katanya.

 

Profil Shaun King

Sementara itu, dikutip dari Sindonews, Shaun King lahir pada 17 September 1979 di Franklin County, Kentucky, AS. Dia menjadi pendeta di Total Grace Christian Church di DeKalb County, Georgia, sebelum meluncurkan Courageous Church di Atlanta pada tahun 2008.

Selama empat tahun sebagai pendeta, dia memanfaatkan media sosial untuk mendatangkan anggota baru, sehingga dia mendapat julukan “The Facebook Pastor”. King juga mulai menggunakan media sosial untuk meningkatkan kesadaran akan masalah keadilan sosial.

Pada 2012, King mengundurkan diri dari Courageous Church, dengan alasan “stres dan kekecewaan pribadi.” Dia terus mengembangkan platform media sosialnya dengan melakukan advokasi bagi korban kebrutalan polisi, mengumpulkan dana untuk berbagai badan amal dan organisasi nirlaba, dan bekerja sama dengan gerakan Black Lives Matter.

Dia telah bekerja sebagai kontributor tetap di beberapa media seperti The Daily Kos, The New York Daily News dan The Young Turks, menulis secara ekstensif tentang hak-hak sipil dan hak asasi manusia, hubungan ras, kebrutalan polisi, penahanan massal dan pelanggaran penegakan hukum.

King sangat vokal mengenai konflik Israel-Hamas sejak perang pecah di Gaza 7 Oktober 2023, dengan menggalang dukungan online untuk para korban Palestina dan keluarga mereka. Pada bulan Desember, King mengeklaim bahwa akun Instagramnya dengan lebih dari enam juta pengikut diblokir sebagai tanggapan atas dukungannya terhadap Palestina secara online.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya