SOLOPOS.COM - Ilustrasi mengemudi mobil. (Freepik)

Solopos.com, SOLO-Kita semua pernah mengalami perjalanan pulang terasa lebih cepat dibandingkan saat berangkat. Saat berangkat merasa seperti kita tidak akan pernah sampai ke tujuan kita.

Namun, perjalanan pulang tampaknya jauh lebih cepat sampai. Jika Anda mengambil jalan yang sama dan mengalami kondisi lalu lintas yang serupa, maka waktunya harus hampir sama. Ternyata hal ini ada penjelasan ilmiahnya, simak ulasannya di info sehat kali ini.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Dengan adanya efek perjalanan pulang, perjalanan pulang terasa lebih singkat dibandingkan dengan perjalanan keluar.  Efek perjalanan pulang berkaitan dengan pengalaman subjektif waktu. Pada tingkat biologis, kita memiliki sejumlah jam internal yang relatif tepat. Jantung kita berdetak dengan ritme yang stabil, dan tubuh kita menjalani siklus harian. Namun pada tingkat psikologis, persepsi kita tentang waktu tidak tepat dan sangat dipengaruhi oleh suasana hati kita.

Baca Juga: Gejala Utama Omicron yang Dilaporkan Saat Gelombang Ketiga

Psikolog telah lama tertarik pada pengalaman subjektif waktu pada umumnya dan efek perjalanan pulang pada khususnya. Beberapa penjelasan untuk efeknya juga telah ditawarkan, masing-masing dengan beberapa bukti yang mendukung. Dalam sebuah artikel baru-baru ini di jurnal Social Psychology and Personality Science, psikolog Universitas Miami Zoey Chen dan rekan menawarkan penjelasan baru untuk efek perjalanan pulang pergi, yang mereka uji dalam serangkaian eksperimen.

Mengutip laman psychologytoday.com, Selasa (8/2/2022), satu penjelasan untuk efek perjalanan pulang melibatkan keakraban. Idenya adalah bahwa persepsi subjektif waktu melambat selama pengalaman asing. Alhasil, perjalanan outbond terasa lebih lama dibandingkan dengan perjalanan pulang. Namun, penelitian menunjukkan bahwa efek perjalanan pulang-pergi terjadi bahkan dengan perjalanan yang sudah dikenal seperti perjalanan harian Anda.

Penjelasan alternatifnya adalah bahwa efek perjalanan pulang-pergi dihasilkan dari pelanggaran harapan. Orang sering meremehkan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk melakukan sesuatu. Ketika mereka melakukan perjalanan yang tidak mereka kenal, mereka menemukan perjalanan itu memakan waktu lebih lama dari yang diharapkan.

Baca Juga: Tak Lagi Pelaku Perjalanan, Penularan Covid-19 di Jogja Sudah Antarwarga

Tapi dalam perjalanan pulang, mereka sekarang tahu berapa lama, jadi tidak ada pelanggaran harapan. Sekali lagi, masalahnya adalah efek perjalanan pulang-pergi masih terjadi dengan perjalanan yang sudah dikenal. Anda tahu berapa lama perjalanan Anda, tetapi perjalanan ke kantor tampaknya lebih lama daripada perjalanan pulang.

Chen dan rekan mengusulkan penjelasan baru untuk efek perjalanan pulang yang mereka sebut sebagai akun antisipasi. Para peneliti memulai dengan pengamatan bahwa dua kaki perjalanan biasanya melibatkan tingkat antisipasi yang berbeda. Anda tentu lebih bersemangat untuk pergi berlibur di pantai daripada kembali ke kehidupan yang membosankan setelahnya.

Dan bahkan selama perjalanan pagi Anda, Anda biasanya memikirkan semua hal yang harus Anda lakukan saat sampai di sana.
Para peneliti juga menunjukkan bahwa ada kasus di mana efek perjalanan pulang bekerja secara terbalik. Bayangkan Anda berada di supermarket ketika Anda mendapat panggilan darurat dari anggota keluarga. Perjalanan pulang Anda tentu akan terasa lebih lama dari biasanya.

Baca Juga: Bus Wisata Dilarang ke Mangunan Bantul, Dispar DIY: Tunggu KNKT

Menurut para peneliti, antisipasi meningkatkan gairah, meningkatkan perhatian dan membuat kita lebih waspada. Gairah juga menghasilkan perpanjangan waktu yang nyata. Jika Anda pernah mengalami kecelakaan mobil yang serius atau situasi yang sangat berbahaya lainnya, Anda pasti pernah mengalami waktu melambat.

Ingatlah bahwa efek perjalanan kembali hanyalah salah satu contoh dari fenomena yang lebih besar dari persepsi subjektif waktu. Jadi peserta eksperimen tidak perlu benar-benar melakukan perjalanan. Sebaliknya, perjalanan virtual ke sana dan ke belakang akan berhasil dengan baik untuk mendapatkan efek perjalanan pulang pergi.

Dalam eksperimen kunci yang dilakukan Chen dan rekannya, peserta menjawab serangkaian pertanyaan secara online. Mereka kemudian diberitahu bahwa mereka akan meninggalkan situs web saat ini untuk pergi ke situs lain untuk menonton klip video pendek sebelum kembali ke survei. Sebelum video dimulai, layar kosong yang menampilkan lingkaran berputar muncul selama 15 detik.

Ketika video berakhir, lingkaran berputar yang sama muncul selama 15 detik, setelah itu survei dilanjutkan. Di akhir eksperimen, para peserta diminta untuk memperkirakan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk memuat video (perjalanan keluar) dan berapa lama untuk kembali ke survei.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya