SOLOPOS.COM - Warga Gaza meninggalkan daerahnya. (X/azaizamotaz9)

Solopos.com, SOLO — Publik pensaran dengan apa itu peristiwa nakba yang disebut-sebut kembali terjadi di Palestina.

Baru-baru ini masyarakat digegerkan dengan sebuah video yang disebutkan warga Gaza di Palestina satu per satu mulai meninggalkan daerahnya. Mereka berjalan kaki menyusuri jalanan meninggal Gaza.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Dalam video tersebut juga terlihat mereka melewati puing-puing bangunan yang hancur akibat serangan Israel. Bahkan, terlihat pula jalanan di Gaza tersebut sebagian sudah hancur yang juga dikarenakan berbagai serangan dari lawan.

Lalu, apa sih sebenarnya peristiwa nakba itu?

Mengutip penjelasan Nahdlatul Ulama dalam laman resminya, NU online, nakba merupakan sebutan terhadap peristiwa eksodus massal di Palestina pada 1948. Nakba memiliki arti malapetaka. Pada konflik Israel-Palestina, istilah nakba atau al-Nakba mengacu pada warga Palestina yang kehilangan tanah air mereka selama dan setelah perang Arab-Israel 1948.

Diperkirakan bahwa sekitar 700.000 orang di tempat yang sekarang menjadi Israel dan wilayah Palestina melarikan diri atau dipaksa meninggalkan rumah mereka. Konotasi nakba tersebut menunjukkan masalah bahwa banyak pengungsi Palestina di luar negeri tetap tanpa kewarganegaraan hingga hari ini.

Istilah nakba diciptakan pada tahun 1998 oleh pemimpin Palestina saat itu Yasser Arafat. Dia menetapkan tanggal 15 Mei sebagai hari resmi untuk peringatan hilangnya Tanah Air Palestina.

Setelah mengetahui apa itu nakba yang disebut-sebut kembali terjadi di Palestina, lalu bagaimana awal mula konflik negara yang dijelaskan dalam Al-Qur’an sebagai tanah penuh berkah itu dengan Israel?

Konflik Israel dan Palestina bermula sejak lebih dari 100 tahun lalu. Awal mula konflik tersebut dimulai dengan adanya Deklarasi Balfour. Deklarasi tersebut dicetuskan oleh Arthur Balfour, Menteri Luar Negeri Inggris.

Surat yang hanya tidak lebih dari 67 kata dikirimkan Balfour kepada Lionel Walter Rothschild, tokoh komunitas Yahudi Inggris. Dalam deklarasi Balfour itu, pemerintah Inggris menjanjikan pendirian rumah nasional bagi orang-orang Yahudi di Palestina dan memfasilitasi pencapaian tujuan tersebut. Pada 1923-1948, terjadi imigrasi besar-besaran etnis Yahudi ke Palestina.

Pergerakan tersebut telah membuat warga Palestina khawatir dengan adanya perubahan demografi negaranya dan penyitaan tanah oleh Inggris yang akan diserahkan kepada Yahudi. Hal tersebut mengakibatkan konflik hingga sekarang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya