SOLOPOS.COM - Ilustrasi antraks. (Freepik)

Solopos.com, SOLO – Penyakit antraks muncul dan menyebar di kawasan Padukuhan Jati, Kalurahan Candirejo, Kapanewon Semanu, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), baru-baru ini. Sebenarnya, seberapa bahaya penyakit antraks dan bagaimana cara penanganannya?

Antraks adalah penyakit menular pada hewan ternak yang disebabkan bakteri bacillus anthracis. Penyakit ini dapat juga menyerang manusia dengan menimbulkan bisul bernanah.

Promosi BI Rate Naik, BRI Tetap Optimistis Penyaluran Kredit Tumbuh Double Digit

Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan (Kemkes), Rabu (5/7/2023), bakteri bacillus anthracis. Bakteri ini memiliki kemampuan membentuk spora yang tahan terhadap perubahan cuaca dan mampu bertahan di tanah selama bertahan-tahun sehingga sulit untuk dieliminasi.

Proses penularan bakteri dari hewan ke manusia tidak mesti secara langsung. Tanah bekas hewan mati akibat antraks pun menjadi berbahya.

Bakteri mudah masuk ke dalam tubuh manusia melalui luka atau kulit yang mengelupas walaupun kecil. Kasus banyak terjadi di daerah pertanian dan perindustrian yang memproduksi produk dari kulit.

Dengan bahaya yang bisa mengancam manusia, Kemkes menyarankan agar segera dilakukan penanganan setelah ada kasus antraks.

Upaya yang dapat dilakukan jika terjadi kasus antraks antara lain tidak mengonsumsi hewan ternak yang sakit atau mati mendadak. Hewan yang mati karena antraks agar segera dikubur dalam tanah minimal sedalam dua meter.

Selain itu, daging hewan yang disembelih karena sakit tidak boleh dibagikan kepada warga. Untuk mencegah kasus antraks, peternak disarankan untuk memvaksin hewan ternak mereka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya