SOLOPOS.COM - Ilustrasi kain batik Gumelem. (Instagram @tanjiwo)

Solopos.com, SOLO — Go Tik Swan atau KRT Hardjonagoro diklaim sebagai penemu batik pertama di Indonesia yang merupakan pria asal Solo, Jawa Tengah.

Mengutip informasi di laman resmi Pemkab Pati, batik berasal dari gabungan dua kata bahasa Jawa: amba, yang bermakna ‘menulis’ dan titik, yang bermakna ‘titik’. Berbicara tradisi membatik, pada mulanya batik merupakan tradisi yang turun-temurun dari masyarakat Jawa.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Terkadang untuk suatu motif dapat dikenali berasal dari batik keluarga tertentu. Beberapa motif batik dapat menunjukkan status seseorang. Bahkan sampai saat ini, beberapa motif batik tadisional hanya dipakai oleh keluarga Keraton Yogyakarta dan Solo. Adapun batik Cirebon bermotif mahluk laut dan pengaruh Tionghoa.

Sebelum terkenal hingga menjadi warisan budaya tak benda oleh UNESCO, sosok Go Tik Swan dipercaya sebagai penemu batik pertama di Indonesia. Dalam artikel yang tayang di laman resmi Pemkot Solo, Go Tik Swan lahir 11 Mei 1931 dan merupakan anak dari keluarga Tionghoa yang berdagang batik. Dalam usahanya tersebut, dia belajar langsung dengan ibu dari Susuhunan Paku Buwana XII yang menyimpan beragam pola batik yang waktu itu belum dikenal umum.

Rancangan-rancangan batik dari Go Tik Swan memiliki ciri dan makna sehingga dengan cepat digemari oleh kaum perempuan golongan atas. Dia pun pernah mengajari Ibu Soed, pencipta lagu anak-anak yang terkenal, cara membuat batik hingga handal. Atas usahanya batik karya Go Tik Swan menjadi langganan koleksi museum-museum di Eropa, Amerika, Australia, hingga kolektor pribadi yang menghargai batik bermutu tinggi.

Sepanjang hayatnya, Go Tik Swan yang diklaim penemu batik pertama di Indonesia telah menghasilkan sekitar 200 motif batik. Pemerintah mengapresiasi dan mengganjar dengan penghargaan, yakni putra terbaik atas jasa-jasanya dengan tanda Kehormatan Bintang Budaya Parama Dharma.

Pada Tahun 2011, ahli waris Go Tik Swan, yakni Siti Supiah Agreni menyebut karya Go Tik Swan dibuat mulai tahun 1950-2008. Bahkan, hasil karya batik Go Tik Swan yang luar biasa tersebut banyak mendapat pesanan dari kalangan pejabat termasuk Presiden RI pertama, Soekarno. Kota Solo dan masyarakat tentu sangat bangga pernah memiliki Go Tik Swan, salah satu putra daerah yang karya-karyanya mampu mendunia.

Go Tik Swan, Pelopor Batik Indonesia
Go Tik Swan, Pelopor Batik Indonesia (Javanologi UNS)

Benarkah Go Tik Swan Penemu Batik Pertama di Indonesia

Meski diklaim sebagai penemu batik pertama di Indonesia, batik sebenarnya sudah dikenal sejak masa kerajaan. Peneliti asal Belanda G.P. Rouffaer berpendapat, teknik membatik kemungkinan diperkenalkan dari India atau Srilanka pada abad ke-6 atau ke-7.

Di sisi lain, J.L.A. Brandes, arkeolog Belanda, dan F.A. Sutjipto, sejarawan Indonesia, percaya bahwa tradisi batik adalah asli dari daerah seperti Toraja, Flores, Halmahera, dan Papua. Perlu dicatat bahwa wilayah tersebut bukanlah area yang dipengaruhi oleh Hinduisme, tetapi diketahui memiliki tradisi kuno membuat batik.

Dalam informasi yang tayang di laman DPMPTSP Pemkab Cianjur, di zaman dahulu, batik menjadi pakaian atau busana khas kerajaan, batik dikenakan hanya oleh keluarga kerajaan atau para pegawai kerajaan.

Dalam sejarah batik Indonesia, dituliskan sejarah pembatikan di Indonesia, sudah dimulai sejak masa kerajaan Majapahit. Bukti bahwa kerajaan Majapahit menerapkan teknik pembatikan untuk menciptakan busana terlihat pada sisa-sisa peninggalan batik yang ada di wilayah Mojokerto dan Bonorowo (sekarang Tulungagung) yang merupakan kawasan bekas Kerajaan Majapahit.

Melihat penjelasan tersebut, Go Tik Swan bukan lah penemu batik pertama di Indonesia, melainkan pelopor batik di Indonesia hingga membuat 200 motif terkenal hingga sekarang. Go Tik Swan dikenal sebagai seorang legenda batik yang menciptakan batik dengan motif dan teknik pewarnaan gaya klasik dengan gaya pesisir.

Go Tik Swan dikabarkan dekat dengan dengan Soekarno, Presiden pertama Indonesia. Kedekatan keduanya lantaran merasa satu frekuensi, yakni sama-sama pencinta batik. Soekarno pun meminta GTS menciptakan Batik Indonesia. Atas permintaan tersebut, GTS langsung kembali ke Solo dan semakin menekuni dunia batik. Mulai dari sejarah maupun falsafahnya. Setelah menekuni dunia batik lebih dalam, akhirnya, tiba masanya ia menciptakan batik untuk Presiden Soekarno yang diberi nama Parang Bima Kurda.

Ia juga diketahui menciptakan batik untuk Megawati, yang kala itu menjadi Wakil Presiden RI. Batik tersebut diberi nama Parang Mega Kusuma, yang kini berada di Museum Batik Danar Hadi, Solo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya