Lifestyle
Minggu, 12 November 2023 - 22:08 WIB

Mengenal Sejarah dan Makna Perayaan Diwali atau Deepavali

Astrid Prihatini WD  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi menyalakan lilin sebagai sumber cahaya. (Freepik)

Solopos.com, SOLO-Perayaan Diwali atau Deepavali 2023 jatuh pada Minggu (12/11/2023), ketahui sejarah atau awal mula festival cahaya ini. Festival ini melambangkan kemenangan cahaya atas kegelapan, permulaan baru, dan supremasi pengetahuan atas ketidaktahuan.

Berlangsung selama lima hari, festival ini berakar dari festival panen kuno di Asia Selatan. Di zaman modern, kisah Diwali dimaknai berbeda-beda tergantung daerah dan kepercayaan orang yang merayakannya. Namun, di tengah keragaman cerita Diwali, ada tema umum yang menyatukan dan melintasi interpretasi–kemenangan kebaikan atas kejahatan.

Advertisement

Diwali tidak jatuh pada tanggal pasti setiap tahunnya. Melainkan, bertepatan dengan hari lunar ke-15 dalam kalender Hindu. Mengikuti pola bulan, Diwali tiba antara pertengahan Oktober dan pertengahan November pada malam paling gelap dalam kalender lunar Hindu. Pada tahun 2023, Diwali akan dimulai pada 12 November.

Sebelum tahu sejarahnya, ketahui terlebih dahulu saat Perayaan Diwali semakin dekat, para peserta membersihkan rumah mereka dan mendekorasi rumah, tempat kerja, dan kuil mereka dengan penerangan lilin dan lampu yang terang. Diwali pada dasarnya adalah festival keluarga. Selama perayaan, pesta diselenggarakan dan pertukaran hadiah; kuil-kuil penuh dengan energi orang-orang yang bersuka ria mengenakan pakaian terbaik mereka.

Dikutip dari thecollector.com pada Minggu (12/11/2023), istilah “Diwali” berasal dari kata Sansekerta “deepavali” yang berarti “deretan cahaya” – dengan “dalam” berarti cahaya dan “avali” diterjemahkan berarti deretan. Di banyak komunitas yang merayakan Diwali, festival ini dikenal sebagai festival cahaya.

Advertisement

Meskipun Diwali terutama diasosiasikan dengan agama Hindu, namun juga dirayakan oleh Jain, Sikh, Budha, dan Muslim. Perayaannya juga berbeda-beda tergantung pada angiografi regional dan latar belakang budaya serta keyakinan agama seseorang. Meski begitu, ada akar yang sama dalam festival ini.

Menentukan dengan tepat asal muasal Diwali adalah sebuah tantangan. Namun, Diwali kemungkinan besar berasal dari perpaduan festival panen kuno Asia Selatan. Dalam hal ini, sejarah festival ini dapat ditelusuri dari ucapan syukur para petani dan masyarakat pedesaan atas kemakmuran hasil panen yang sukses.

Selain dikaitkan dengan kemenangan kebaikan atas kejahatan dan terang atas kegelapan, Diwali tidak memiliki cerita asal muasal yang pasti. Sebaliknya banyak mitos, legenda, dan teks keagamaan yang dikaitkan dengan festival tersebut.

Advertisement

Setelah tahu sejarah Perayaan Diwali, ketahui pula bagi umat Hindu India Utara, Diwali menandakan kepulangan Dewa Rama ke Ayodhya dan kemenangannya atas iblis Rahwana. Sesuai Ramayana perjalanan kembali Rama dan Sinta dari Srilanka ke India utara diperingati dengan menyalakan diyas – lilin kecil yang terbuat dari minyak – dan lampu tanah liat, untuk menyambut mereka pulang.

Meskipun kisah Rama dan Sita menjadi pusat perhatian di utara, di India Barat, kisah Diwali berfokus pada legenda Raja Bali. Iblis yang ambisius dan kuat, Raja Bali merupakan ancaman bagi para dewa, langit, dan bumi. Hingga, dengan menyamar sebagai kurcaci Brahmana, Dewa Wisnu membuang raja jahat itu ke dunia bawah.

Bagian penting dari tradisi India utara dan barat mencakup puja (doa) kepada Dewi Lakshmi, dewi kekayaan, keberuntungan, dan kemakmuran. Di awal perayaan, rumah-rumah dibersihkan dan dihias dengan lilin untuk mengundang Lakshmi dan berkahnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif