Solopos.com, SOLO – Banyak anggapan di masyarakat sunat pada anak bisa bikin badan cepat tumbuh semakin besar, benarkah demikian?
Selain diwajibkan bagi laki-laki muslim, khitan atau sunat memiliki manfaat yang banyak bagi kesehatan seperti mencegah terjadinya infeksi saluran kemih dan tentunya juga membuat kesehatan penis lebih terjaga kebersihannya.
Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima
Maka dari itu, sangat penting untuk anak laki-laki menjalani sunat. Menurut hasil penelitian yang ada, usia anak di bawah satu tahun yang disunat akan pulih lebih cepat serta mengeluarkan biaya yang lebih rendah. Bahkan, usia khitan di bawah satu tahun juga lebih sedikit mengalami komplikasi anestesi.
Menurut Islam di laman resmi Nahdlatul Ulama (NU online), menyebutkan batas usia anak laki-laki wajib segera dikhitan ketika sudah balig, yakni saat usianya 15 tahun atau telah mengeluarkan sperma. Namun, Islam menyarankan sunat dilakukan di usia 7 hari, 40 hari atau 7 tahun.
Terlepas dari usia yang tepat untuk khitan, banyak anggapan di masyarakat sunat bisa bikin badan cepat tumbuh besar, benarkah demikian?
Dilansir laman resmi Sunat 123, ternyata hal tersebut hanya mitos. Sunat dalam dunia medis sama sekali tidak memengaruhi pertumbuhan fisik dan psikis seorang anak. Keduanya memang tidak saling berhubungan karena kulup penis tidak menghasilkan hormon yang mempengaruhi pertumbuhan badan seorang anak.
Adapun anggapan setelah sunat, anak pasti akan lebih cepat dewasa ini biasanya dilatarbelakangi oleh faktor usia anak pada saat menjalani prosesi khitan. Masyarakat Indonesia umumnya melakukan sunat saat usia SD, bahkan di beberapa daerah seperti Jawa Tengah dan Jawa Timur tradisi sunat dilakukan pada masa anak memasuki kelas 6 atau masuk SMP (masa-masa menjelang pubertas).
Jadi, sangat masuk akal jika setelah disunat, mereka akan terlihat lebih tinggi dan terlihat lebih dewasa karena memang sudah waktunya memasuki usia akil baligh.
Sehingga badan atau fisik cepat besar tidak ada kaitannya dengan disunat atau tidak. Namun, ia lebih banyak dipengaruhi oleh asupan nutrisi yang masuk ke tubuh, hormonal, olahraga, faktor keturunan, dan sebagainya.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
