SOLOPOS.COM - Ilustrasi ucapan Natal dan Tahun Baru. (Freepik)

Solopos.com, SOLO – Sejarah Hari Natal yang diperingati 25 Desember setiap tahunnya oleh umat nasrani bikin penasaran publik, kira-kira bagaimana hal tersebut bisa terjadi?

Natal merupakan hari raya umat nasrani untuk memperingati kelahiran Yesus Kristus. Bisanya, Natal dirayakan dalam dua hari, yakni pada malam 24 Desember dan 25 Desember di keesokan harinya.

Promosi Mudah dan Praktis, Nasabah Bisa Bayar Zakat dan Sedekah Lewat BRImo

Dalam memperingati hari yang sakral bagi umat nasrani ini juga terdapat tradisi-tradisi yang unik di dunia, mulai dari pohon Natal, bertuka rkado, hingga adanya kisah Sinterklas.

Lalu, bagaimana sejarah Hari Natal itu sendiri yang diperingati pada 25 Desember?

Mengutip Bisnis.com, Natal atau Christmas diambil dari kata Cristes maesse, yang berati Mass of Christ (Misa Kristus). Pada masa kekaisaran Romawi, Natal dilakukan sebagai tradisi untuk menandai pergantian musim. Hal ini juga dilakukan oleh masyarakat Skandinavia yang melakukan perayaan sejak 21 Desember.

Perayaan Natal pertama kali tercatat di Inggris pada tahun 1038. Kemudian Gereja Katolik menetapkan kelahiran Yesus pada 25 Desember. Hal ini didasarkan dari hari Kristenisasi dies solis invicti nati (hari kelahiran matahari yang tak terkalahkan), hari libur populer di Kekaisaran Romawi yang merayakan titik balik Matahari musim dingin sebagai simbolnya.

Meskipun apabila menilik dari Alkitab, tidak dijelaskan secara rinci dan spesifik kapan Yesus Kristus lahir. Seiring berjalannya waktu, umat Kristiani pun merayakan Natal di setiap tanggal 25 Desember.

Sementara itu, sejarah Hari Natal juga pernah diulas oleh Presiden ke-4 RI Gus Dur. Dalam tulisannya, Gus Dur mengatakan sebagai berikut.

“Natal, dalam kitab suci Alquran disebut sebagai yauma wulida (hari kelahiran, yang secara historis oleh para ahli tafsir dijelaskan sebagai hari kelahiran Nabi Isa, seperti terkutip: “Kedamaian atas orang yang dilahirkan (hari ini)” (salamun yauma wulid) yang dapat dipakaikan pada Beliau atau kepada Nabi Daud,” demikian kata Gus Dur, sebagaimana dilansir laman resmi Nahdlatul Ulama (NU online).

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya