Lifestyle
Jumat, 6 Juli 2012 - 16:36 WIB

Mengupas Hikmah di Balik Derita

Redaksi Solopos.com  /  Nadhiroh  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Judul Buku :  Sebuah Biografi Spiritual Hikmah di Balik Derita
Penulis       :  Gusneti Arifin Syah
Penerbit      :  Curva Aksara, Sleman, Yogyakarta
Cetakan     :  Pertama, Maret 2012
Halaman     :  xx + 226

Apa yang akan diperbuat jika sedang diuji dengan penyakit yang berkepanjangan? Berputus asakah, menyalahkan Allah atau makin mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa? Sebagian manusia ketika tak tahan dengan ujian ada yang berputus asa lantas ingin cepat mati, bahkan bunuh diri. Ada pula yang menganggap Allah tak adil. Sebagian orang lainnya sabar menjalani takdir dan kian dekat dengan Sang Pencipta.

Advertisement

Gusneti Arifin Syah, penulis buku Sebuah Biografi Spiritual Hikmah di Balik Derita, berbagi pengalaman hidupnya saat didera sakit. Gusneti pernah mendapat ujian yang sungguh berat baik fisik maupun psikologis. Lebih dari 30 kali ia keluar masuk rumah sakit selama tujuh tahun lebih. Gusneti juga pernah dicap gila.

Sakit membuat penulis buku ini kian mencintai Allah SWT. Penyakitnya dia anggap sebagai bentuk kasih sayang dari Allah. Penyakit tersebut membuat Gusneti dibebaskan dari semua aturan main beribadah. Ia diberi kemudahan hanya dengan bersyukur, berzikir dan menyebut nama-nama indah-Nya atau Asmaul Husna.

Kisah Gusneti ditulis dalam 20 tulisan ditambah display foto. Ia menggunakan bahasa tutur sehingga lebih komunikatif dengan pembacanya.  Dua bagian awal buku ini bercerita tentang belajar sabar yang dilakukan mereka yang terpilih dan meneladani para sahabat saat penderitaan datang. Salah satunya pelajaran dari kesabaran Nabi Ayyub AS yang pernah mengalami sakit selama 18 tahun.

Advertisement

Penulis buku juga mengemukakan dukungan keluarga terutama ketulusan suaminya, Arifin Syah Banjar. Penulis buku ini mengungkapkan rasa syukurnya mendapat suami yang sabar dan bijaksana serta pengertian dan tekun beribadah.

Selama sakit, Gusneti lupa jati dirinya. Memorinya hilang.  Ingatannya pelan-pelan pulih setelah Allah memberikan kesembuhan. Episode ”kelam” dibahas pada bagian ke-5. Gusneti menceritakan sakit yang membabi buta. Ia merasakan tubuhnya lemas, lunglai dan tak bisa digerakkan. B

ombardir rasa takut yang berlebihan dia rasakan pada pertengahan Agustus 2003. Dari hasil pemeriksaan medis, dia dinyatakan mengalami depresi berat. Kondisi badannya menurun drastis. Sakitnya semakin menjadi-jadi.

Advertisement

Di tengah kegalauan tak kunjung sembuh, malah semakin parah, ia pasrah kepada Sang Khalik. Hikmah dari sakit itu adalah kepasrahan total kepada Allah SWT.  Hingga akhirnya, Sang Khalik memberinya kesembuhan.

Energi dahsyat Asmaul Husna menjadi penyembuh Gusneti. Meyakinkan orang bahwa ia telah sembuh bukanlah perkara mudah. Sebagian orang tidak percaya Gusneti sembuh. Upaya yang ditempuhnya yakni melalui silaturahmi ke teman-teman dan tetangga.

Gusneti sangat bersyukur karena sembuh. Ada sejumlah kejadian yang terkadang kurang masuk akal. Misalnya ketika bertemu dan berbincang dengan tokoh-tokoh negeri ini seperti KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Hidayat Nur Wahid, Jenderal (Pur) Wiranto dan sebagainya.

Keanehan lain adalah selalu muncul pemberitahuan seperti ada suara yang membisikinya bila dia bertemu dengan orang yang bermaksud jahat. Buku ini bisa menjadi referensi bagi siapa saja, yang tengah didera penyakit.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif