SOLOPOS.COM - Muhammad Dody Hermawan (Istimewa).

Solopos.com, SOLO – Jika Anda adalah seorang mahasiswa dan besok adalah momen ujian skripsi/karya akhir Anda, bisakah Anda bayangkan bagaimana jika suara Anda mendadak serak atau bahkan menghilang?

Atau bagaimana jika Anda adalah seorang guru, MC, penyiar radio, presenter acara TV atau bahkan seorang penyanyi, kemudian di saat Anda harus melakukan tugas sesuai profesi Anda, kualitas suara Anda justru berubah menjadi  lebih buruk dari biasanya, bahkan mungkin tidak dapat mengeluarkan suara sama sekali?

Promosi Siap Layani Arus Balik, Posko Mudik BRImo Hadir di Rute Strategis Ini

Jika hari atau momen seperti itu terjadi pada Anda, tentu itu akan menjadi sebuah mimpi buruk, bukan? Ilustrasi atau pengandaian yang saya uraikan di atas adalah untuk menggambarkan betapa suara yang kita miliki, sebagai pemberian dari Tuhan kepada kita, mempunyai peran sangat penting dalam kehidupan.

Beberapa profesi di masyarakat, mutlak membutuhkan kualitas suara yang prima untuk bisa menjalankan tugasnya. Termasuk profesi dokter yang saya jalani. Di luar itu, tentu saja suara adalah salah satu modal penting untuk komunikasi kita sehari-hari, baik di dunia kerja, pendidikan, keluarga, ataupun bermasyarakat secara umum. Saya yakin, pembaca semua setuju dengan hal ini.

Suara di alam sekitar kita, sesuai hukum fisika dihasilkan oleh benda yang bergetar. Pada tubuh manusia, suara dapat kita hasilkan karena setiap manusia memiliki pita suara di tenggorok yang dapat bergetar. Pita suara merupakan bagian dari organ laring yang disebut juga sebagai Voice Box (kotak suara).

Proses dihasilkannya suara sebenarnya cukup kompleks untuk dijelaskan karena melibatkan beberapa organ. Secara sederhana, prosesnya dapat digambarkan sebagai berikut: udara diembuskan oleh paru-paru, melewati dan menggetarkan pita suara di tenggorok, kemudian beresonansi (dimaksimalkan) di rongga tenggorok, hidung, dan mulut, selanjutkan diucapkan atau diartikulasikan dengan bantuan lidah serta bibir kita.

Jika terjadi masalah atau penyakit di salah satu organ tersebut, maka tahapan proses dihasilkannya suara akan terganggu, sehingga suara kita akan menjadi tidak normal. Suara serak (hoarsness), suara lemah, suara kaku (strain), suara hilang, adalah beberapa diantara kemungkinan yang dapat terjadi.

Dalam bidang medis, khususnya ilmu kesehatan THT, suara yang berubah dari normal disebut dengan disfonia. Jika berujung pada hilangnya suara atau kegagalan produksi suara, disebut dengan afonia. Berbagai faktor penyebab disfonia atau afonia, bisa dikarenakan radang, infeksi virus juga bakteri, penggunaan pita suara berlebihan, tumor, dan berbagai kondisi lainnya.

Vocal abuse dan vocal misuse harus kita hindari. Vocal abuse adalah pola hidup/lifestyle yang tidak baik yang berdampak pada kesehatan pita suara, seperti merokok, minum alkohol, makanan yang berlebih kandungan minyak/lemak, dll. Sedangkan vocal misuse adalah penggunaan pita suara yang buruk, seperti berteriak, menjerit, berbicara dalam durasi lama, berdehem, batuk, atau bernyanyi dengan teknik yang salah.

Pembaca, tentu saja kita tidak menginginkan gangguan pita suara terjadi pada diri kita, bukan? Maka sangat penting bagi kita untuk menjaga agar pita suara tetap sehat. Untuk menjaga kesehatan pita suara, sangat dianjurkan untuk melakukan vocal hygiene. Jika selama ini kita hanya mengenal hand hygiene atau oral hygiene, maka vocal hygiene perlu untuk dipahamkan dan disosialisasikan kepada masyarakat.

Apa itu Vocal Hygiene? Vocal hygiene adalah suatu habits (kebiasaan) sebagai upaya kesehatan untuk menjaga kesehatan pita suara. Berikut ini beberapa tips atau kiat yang termasuk dalam vocal hygiene:

  1. Hidrasi yang cukup. Sebagaimana organ dalam tubuh lainnya, pita suara kita memerlukan kecukupan kandungan air, agar dapat berfungsi optimal. Upayakan minum air putih 8 gelas sehari.
  2. Penggunaan pita suara secara bijak. Hindari kebiasaan berteriak, menjerit, berdehem, batuk secara tidak wajar, serta berbicara dalam durasi yang lama. Pastikan pita suara kita diistirahatkan (voice rest) jika sudah tampak kelelahan yang ditandai dengan perubahan kualitas suara.
  3. Hindari paparan asap atau debu yang dapat mengiritasi pita suara. Perokok aktif maupun pasif berisiko radang pita suara, bahkan kondisi lebih lanjut dapat berkembang menjadi kanker pita suara.
  4. Hindari makanan yang merangsang asam lambung berlebih, seperti pedas, asam, minyak, dll. Asam lambung yang meningkat dan mengiritasi daerah pita suara akan menyebabkan radang pita suara.
  5. Cukup tidur. Kondisi tidur adalah tahapan penting bagi sel-sel tubuh secara umum untuk recovery atau memperbaiki sel sel yang rusak. Begitu juga dengan pita suara. Kualitas pita suara dapat diperbaiki dengan tidur yang cukup. Waktu ideal untuk tidur adalah 6-8 jam sehari.

Perlu untuk direnungkan, bahwa kualitas suara yang terjaga sehat dan baik, akan memberikan kualitas hidup (quality of life) yang baik pula. Maka sudah saatnya kita mengampanyekan kesehatan pita suara dengan mengenalkan vocal hygiene kepada masyarakat.

Apabila kiat-kiat dalam vocal hygiene tersebut sudah Anda lakukan namun keluhan pada pita suara masih tetap terjadi, maka jangan tunda dan jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter, khususnya dokter spesialis THT. Mengapa? Tentu saja agar dapat segera diketahui kondisi penyakit atau masalah yang menyebabkan terganggunya kualitas suara Anda, dan dapat diberikan tatalaksana atau terapi yang tepat.

Naik delman bersama sahabat

Beli jajanan di Pasar Minggu

Agar pita suara kita terjaga sehat

Mari terapkan vocal hygiene selalu

Salam Sehat!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya