Lifestyle
Jumat, 20 September 2013 - 00:15 WIB

MENSTRUASI : Ini Trik Tetap Bekerja Kala PMS Melanda

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Public Relations Manager Hotel Sahid Jaya Solo Anna Marita berbagi kiat. (JIBI/Solopos/Istimewa)

Solopos.com, SOLO — Kala premenstrual syndrome (PMS) mulai menyerang, dunia bisa terasa berantakan. Betapa tidak, pelbagai gejala PMS bisa mempengaruhi keseharian.Gejala klinis nonfisik seperti mudah marah, moody, serta gangguan fisik tentu menjadi penghalang aktivitas keseharian. Kondisi itu diakui pula oleh Public Relations Manager Hotel Sahid Jaya Solo Anna Marita saat dijumpai Solopos.com, Rabu (18/9/2013).

Advertisement

Tetapi, menurut dia, PMS bukan penghalang untuk tetap bekerja optimal. Ia memiliki beberapa trik agar sindrom pramenstruasi tidak terlalu mengganggu pekerjaannya. “Tiap perempuan berbeda-beda dalam hal ini. Bagi wanita, ini memang tidak bisa dihindari. Saya menyiasatinya dengan makan sedikit tapi sering. Perut kosong membuat tambah sakit,” terang dia.

Selain itu, imbuh dia, siasat lainnya adalah banyak minum air putih hangat dan istirahat malam yang cukup. “Tidur malam ini sangat penting. Kalau kurang tidur, mood bangun tidurnya jelek, malas-malasan, inginnya tidur terus.”

Jurus lainnya adalah dengan menciptakan suasana yang bersih dan wangi, baik pakaian atau tempat kerja. “Dengerin musik favorit juga,” tambah dia.

Advertisement

Sindroma premenstruasi yang ia rasakan umumnya tidak terlalu berbeda dengan perempuan normal lainnya, di antaranya sakit pada bagian perut bawah hingga pinggul belakang dalam, rasa malas, perasaan gelisah tanpa sebab dan mudah tersulut emosi. “Dulu sempat minum antibiotik rutin, tapi ada efek sampingnya. Sekarang tidak lagi. Membuat diri senyaman mungkin jauh lebih baik daripada bantuan obat-obatan,” imbuhnya.

Agar sindrom pramenstruasi ini tidak mengganggu suasana kerja, ia dan rekan setimnya yang mayoritas perempuan juga saling menjaga diri satu sama lain. Wujudnya di antaranya dengan mengurangi pembicaraan yang tidak terlalu penting kepada rekan kerja yang tengah PMS.

Menurut dokter umum RS Kasih Ibu Solo, Dewi Purnamaningsih Pribadi Sosiawati, gejala klinis tersebut dapat diminimalisasi dengan bantuan orang sekitar. “Jika ada yang lagi PMS, temannya atau suaminya harus pengertian ya, beri perhatian lebih, agar sabar, tidak mudah marah,” tutur Dewi.

Advertisement

Perlakuan yang positif dan pengertian dari lingkungan sekitar, tutur Dewi, akan dapat meminimalisasi gejala nonfisik yang timbul. Untuk itu, PMS ini sebaiknya bukan hanya persoalan perempuan, namun juga pihak lain, seperti suami, rekan kerja maupun teman dalam sekolah.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif