Lifestyle
Sabtu, 11 Februari 2023 - 20:00 WIB

Mitos Hari Valentine, dari Cokelat hingga Putus

Akhmad Ludiyanto  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Toblerone mengubah bentuk cokelat (Bbc)

Solopos.com, SOLO-Sebagian orang mungkin tidak mengetahui adanya mitos hari valentine yang menyertai hari kasih sayang tersebut.

Seperti diketahui bahwa hari valentine dirayakan setiap 14 Februari oleh sebagian orang di berbagai belahan dunia. Mereka merayakannya dengan berbagai cara untuk menunjukkan kasih sayang kepada pasangannya.

Advertisement

Berikut adalah mitos hari valentine yang dihimpun Solopos.com, Sabtu (11/2/2023) dari berbagai sumber.

Kado cokelat

Advertisement

Kado cokelat

Hari valentina identik dengan memberikan cokelat sebagai kado kepada pasangan. Sebenarnya, pemberiah cokelat sebagai kado ini bermula dari kisah Richard Cadbury yang khusus memperkenalkan hadiah berupa satu kotak coklat di tahun 1868 untuk diberikan kepada orang yang terkasih.

Namun ketika zaman terus berkembang, banyak wanita yang lebih realistis dan tidak lagi mengharapkan dihadiahi cokelat.

Advertisement

Mitos hari valentine berikutnya adalah memberikan bunga mawar. Pemberian mawar merah ini merupakan tanda cinta atau kasih sayang kepada pasangan.

Hal ini diambil dari sebuah cerita legenda yang menyebutkan bahwa bunga mawar ini merupakan favorit Dewa Venus atau biasa disebut juga sebagai Dewi Cinta, di mana ini melambangkan perasaan cinta yang kuat.

Data membuktikan bahwa setiap tahun kurang lebih ada 26 miliar bunga yang terjual di seluruh dunia. Bahkan saat ini, bunga mawar tidak lagi menjadi favorit, karena ada bunga lain seperti bunga iris, lili, dan anggrek yang banyak dibeli saat hari valentine tiba.

Advertisement

Pernah dirayakan 3 Mei

Dalam sebuah puisi karya Geoffrey Chaucer, seorang penyair Inggris dan penulis buku terkenal “The Canterbury Tales,’ merayakan hari valentine pada 3 Mei. Pada hari itu semua burung memilih pasangannya dalam setahun.

Sejak saat itu, orang-orang terinspirasi untuk merayakan Valentine sebagai hari kasih sayang.

Advertisement

Pria hanya ingin bermesraan

Saat hari valentine kemesraan menjadi salah satu bagian yang dinanti. Tapi jika dibilang pria hanya mengincarnya di hari kasih sayang, itu juga tidak sepenuhnya benar. Menurut survei, kedua belah pihak setuju bahwa kemesraan penting dirayakan dalam momen itu.

Ungkapan cinta hingga melamar

Mitos hari valentine lainnya, banyak orang merasa momen ini merupakan saat dan waktu yang tepat untuk mengungkapkan perasaan cinta untuk gebetan hingga melamar untuk melangkah ke jenjang pernikahan.

Namun sebenarnya, mengungkapkan rasa cinta atau bahkan melamar tidak perlu menunggu hari valentine. Jika memang sudah merasa pasangan tersebut cocok dan tepat, langsung segerakan untuk menyatakan perasaan cinta.

Banyak pasangan justru putus di hari valentine

Beberapa orang memilih untuk tidak merayakan hari valentine karena takut justru bikin putus. Banyak pasangan berpisah pada saat sebelum, sedang, atau setelah hari valentine memang menjadi salah satu mitos yang ternyata dibenarkan pakar. Apa alasannya?

“Berpindah dari musim liburan [Natal dan tahun baru] bisa membawa ketegangan dan masalah, ketika dibiarkan tidak terselesaikan saat tahun baru, itu bisa meningkatkan keinginan untuk putus sebelum musim cinta [valentine] memuncak,” kata Louane Ward dilansir Dailymail.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif