Lifestyle
Kamis, 19 Februari 2015 - 12:45 WIB

MITOS IMLEK : 7 Mitos yang Dipercaya Mempengaruhi Keberuntungan

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tahun Baru Imlek (ilustrasi/JIBI/Bisnis)

Mitos Imlek tak bisa dipisahkan dari kehidupan masyarakat Tiongkok. Meski terdengar mengada-ada, mitos-mitos itu dianggap mempengaruhi kehidupan di tahun berikutnya.

Solopos.com, SOLO – Tahun baru Tiongkok atau dikenal dengan istilah Imlek tidak bisa dilepaskan dari sejumlah mitos yang berkembang di masyarakat. Meskipun sebagian cerita tahayul ini sudah tak dipercaya, beragam kepercayaan tetap menjadi hal yang menarik diceritakan.

Advertisement

Mitos yang paling populer barangkali soal hujan di saat perayaan tahun baru. Di laman Living Myths, mitos ini diceritakan sebagai simbol peruntungan. Hujan adalah pertanda dan doa atas melimpahnya berkah dan rejeki.

Living Mysths juga mencatat warna merah sebagai warna keberuntungan yang wajib dipakai saat tahun baru. Dalam tradisi Tiongkok warna merah adalah lambang semangat dan antusiasme.

Advertisement

Living Mysths juga mencatat warna merah sebagai warna keberuntungan yang wajib dipakai saat tahun baru. Dalam tradisi Tiongkok warna merah adalah lambang semangat dan antusiasme.

Selain itu mitos lain yang cukup populer adalah tentang menyapu dan memakai benda tajam di hari pertama di tahun baru. Inilah sejumlah mitos dan cerita tahayul saat perayaan Imlek;

1. Tidak Boleh Berkata Kotor

Advertisement

2. Tidak Boleh Gunakan Pisau dan Garpu

Penggunaan pisau dan garpu pada perayaan Imlek di beberapa daerah sangat dilarang. Hal tersebut dipercaya dapat memotong keberuntungan di tahun berikutnya. Ketika memakan makanan disarankan menggunakan sumpit dan sendok.

3. Berbagi Buah Jeruk

Advertisement

Pada hari Imlek berbagi buah jeruk merupakan suatu tradisi yang sudah dilakukan sejak dahulu. Jeruk dalam bahasa Mandarin ‘Chi Zhe’, chi berarti rezeki dan zhe berarti buah.

Jadi pemaknaan buah jeruk yaitu sebagai buah pembawa rejeki. Selain itu, warna jeruk yang orange atau jingga juga dianggap sebagai perlambang emas yang berarti uang. Dan buah jeruk ini pada zaman dahulu hanya disediakan untuk para pejabat di pengadilan Cina kuno.

4. Tradisi Menyapu

Advertisement

Di beberapa daerah, terdapat tradisi untuk tidak menyapu pada hari Imlek karena dipercaya bila menyapu maka nasib baik juga ikut tersapu.

Lantai dapat disapu kembali setelah hari Tahun Baru dengan cara menyapu dari pintu kemudian ke ruang tengah, lalu debu dan sampah ditempatkan di sudut rumah. Sampah tersebut tidak boleh diambil atau dibuang sampai hari kelima Imlek.

Jika dalam proses menyapu tersebut, ternyata tidak sengaja menyapu kotoran keluar melewati pintu, maka dipercaya keluarga jauh akan tersapu (tersingkirkan atau bernasib buruk).

5. Tidak Boleh Membeli Sepatu

Dalam bahasa Tiongkok, sepatu adalah homonim dari kata sulit. Oleh karenanya sejumlah tempat di Tiongkok secara tradisi memberlakukan larangan untuk membeli sepatu di hari perdana tahun baru.

6. Tidak Boleh Duduk di Tempat Tidur

Mitos yang satu ini tentu cukup merepotkan. Dalam tradisi sejumlah tempat di Tiongkok, duduk di tempat tidur saat tahun baru adalah simbol kemalasan. Oleh karenanya tidak boleh ada orang yang melakukan kegiatan di tempat tidur saat tahun baru.

Bagi orang Tiongkok yang sakit atau bayi sekalipun akan didandani atau dirawat di ruang tamu saat tahun baru.

7.  Kicauan Burung

Kicauan burung di tahun baru dianggap sebagai pertanda baik. Semakin banyak burung yang terdengar berkicau, maka semakin beruntung tahun ini berlangsung. Apalagi jika yang berkicau adalah burung walet.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif