SOLOPOS.COM - Ilustrasi pengajuan cerai. (Freepik)

Solopos.com, SOLO-Selama ini ada mitos bahwa Januari adalah bulan perceraian lantaran banyak perpisahan terjadi di bulan tersebut. Bagaimana faktanya?

Pengetahuan umum mengatakan bahwa perceraian adalah hal biasa setelah Hari Raya Natal. Alasannya bisa bermacam-macam seperti keinginan untuk kembali berlibur bersama keluarga atau tidak ingin meredam musim liburan keluarga dan teman dengan mengumumkan perceraian.

Promosi Kredit BRI Tembus Rp1.308,65 Triliun, Mayoritas untuk UMKM

Salah satu waktu paling umum untuk memutuskan perceraian adalah saat liburan – dan dua bulan tersibuk bagi pengacara hukum keluarga adalah bulan Januari dan Februari. Namun mengapa liburan musim dingin dan akhir tahun memicu lebih banyak perpecahan dibandingkan waktu-waktu lain dalam setahun?

Pakar hubungan memiliki beberapa dugaan penyebab adanya mitos Januari sebagai bulan perceraian:

1. Liburan mengalihkan fokus karier.

Ketika beban kerja berkurang menjelang Thanksgiving dan Natal, banyak orang memiliki lebih banyak waktu di rumah dan lebih banyak waktu untuk merenungkan aspek-aspek lain dalam kehidupan mereka. Ketidakmampuan berkonsentrasi pada pekerjaan mungkin memberikan beberapa kesempatan untuk menyadari bahwa mereka tidak terpenuhi dalam bidang lain dalam kehidupan mereka.

2. Liburan datang dengan tambahan stres.

Mitos Januari adalah bulan perceraian juga muncul dengan adanya stres setelah libur panjang akhir tahun. Meskipun liburan seharusnya menjadi waktu istirahat yang menenangkan dari kehidupan, sering kali terdapat tekanan tambahan seperti kunjungan keluarga, tekanan keuangan, dan tanggung jawab tambahan. Kekhawatiran tambahan ini dapat merusak hubungan yang sudah rapuh.

3. Liburan berarti menghabiskan lebih banyak waktu bersama pasangan.

Kebanyakan orang berharap dapat menghabiskan lebih banyak waktu bersama keluarga dan orang yang Anda cintai. Namun mereka yang tidak bahagia atau tidak memiliki hubungan kerja mungkin mendapati bahwa liburan hanya membawa pulang gagasan bahwa mereka tidak puas dengan jalan hidup mereka.

4. Malam Tahun Baru sering kali disertai dengan resolusi.

Mitos Januari adalah bulan perceraian juga muncul lantaran banyak orang berani mengambil perubahan drastis dalam hidup mereka, termasuk berpisah dengan pasangan, di tahun baru.  Januari adalah waktu untuk memulai dan membuat resolusi baru seperti bergabung dengan pusat kebugaran baru, memulai hobi baru, atau mulai mencari pekerjaan baru atau karier baru.

Namun, beberapa pengacara hukum keluarga tahu bahwa bulan Januari mungkin juga merupakan waktu yang tepat untuk mengakhiri hubungan yang beracun dan memulai hidup baru sendiri.

Dikutip dari Molly B.Kenney pada Rabu (10/1/2024), FindLaw.com menganalisis frekuensi pencarian untuk kata “perceraian” di situsnya – dan menetapkan bahwa bulan Maret, bukan Januari, adalah “Bulan Perceraian” yang sebenarnya.

Studi ini menemukan bahwa tingkat penelusuran untuk kata “perceraian”, serta frasa terkait seperti “hak asuh anak” dan “hukum keluarga”, melonjak 50 persen dari bulan Desember 2010 hingga Januari 2011. Tren ini berlanjut hingga Maret.

Namun selain menganalisis tren istilah penelusuran, Findlaw.com menganalisis tingkat pengajuan perceraian di seluruh Amerika Serikat antara tahun 2008 dan 2011. Sekali lagi, datanya konsisten; tingkat pengajuan perceraian meningkat secara dramatis pada bulan Januari, namun mencapai puncaknya pada bulan Maret.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya