SOLOPOS.COM - Ilustrasi menikah. (Freepik)

Solopos.com, SOLO-Tahun 2024 disebut sebagai Tahun Duda, ada sejumlah mitos yang melingkupinya. Salah satunya adalah larangan untuk menikah. Bagaimana faktanya?

Dalam hubungannya dengan Tahun Duda adalah dari rumus pasaran awal tahun yaitu Legi, Pahing, Pon, Wage, Kliwon. Dimana jika ditampakkan dalam daftar kalender, maka akan tampak jelas bahwa hari pasaran Pon, Pahing, dan Kliwon masing–masing akan ada dua kali yang berarti memiliki pasangan.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Sedangkan hari Legi dan hari Wage hanya ada satu kali dan tidak mengalami pengulangan yang berarti tidak memiliki pasangan. Sehingga dalam masyarakat Jawa muncul istilah dengan sebutan Tahun Duda. Istilah ini diambil dari kata duda adalah seorang laki-laki yang sudah bercerai dari istrinya atau karena kematian istri dan tidak memiliki pasangan.

Dari situ muncul sebuah istilah Tahun Duda yang dianggap menjadi sebuah Gugon Tuhon yaitu kepercayaan irasional yang dianggap nyata. Dalam masyarakat Jawa terdapat kepercayaan bahwa ketika terdapat sepasang orang yaitu pria dan wanita dewasa melakukan pernikahan pada tahun yang tidak memiliki pasangan pasaran dalam siklus satu windu kalender Jawa akan mengakibatkan perceraian. Karena ada akibat perceraian maka tahun-tahun ini dikenal dengan sebutan Tahun Duda.

Dalam mitos yang berkembang, Tahun Duda dianggap sumber masalah retaknya sebuah hubungan pernikahan. Masyarakat yang berpegangan pada budaya jawa yang kental menganggap melakukan pernikahan pada momen tersebut akan membawa keburukan, perceraian dan ketidakbahagiaan bagi pasangan yang melakukan pernikahan pada tahun tersebut.

Mereka sering sekali menghubungkan ketidakharmonisan rumah tangga yang mereka alami adalah dikarenakan kutukan tahun duda yang sudah menjadi akar kepercayaan. Namun jika dilihat dari sisi lain tahun duda, seharusnya tahun duda tidak seharusnya dijadikan kambing hitam atas ketidakharmonisan rumah tangga atau keretakan hubungan dalam sebuah pernikahan. Karena hakikatnya sebuah pernikahan itu tergantung bagaimana kedua belah pihak yakni suami dan istri menghadapi suatu masalah dan menyelesaikannya.

Tahun Duda adalah mitos yang kontroversial. Tidak hanya tentang pernikahan, bahkan menurut kepercayaan masyarakat jawa, barang siapa yang melakukan sesuatu hal yang penting seperti : pernikahan, bepergian auh, mendirikan rumah, bekerja untuk pertama kali, menggarap sawah, dan pekerjaan lainnya maka akan mendapat balak yang tak di sangka-sangka.

Kepercayaan ini masih dipegang oleh kelompok adat Jawa tertentu yang belum menjadi masyarakat modern.

Dikutip dari hasil penelitian berjudul Menguak Mitos Tahun Duda Berdasarkan Catatan Pernikahan Perspektif Hukum Islam di Kabupaten Pati oleh Indah Wahyuni dari Sekolah Tinggi Agama Islam Pati, Selasa (2/1/2024), berdasarkan pada perhitungan dalam menentukan Tahun Duda dan Tahun Biasa, maka dapat diketahui bahwa Tahun Duda terjadi pada tahun 2004, 2009, dan 2017. Pernikahan di Tahun Biasa terjadi pada tahun 2002, 2003, 2005, 2006, 2007, 2008, 2010, 2011, 2012, 2013, 2015 dan 2016

Berdasarkan  penelitian yang pernah dilakukan, diketahui bahwa mitos tahun duda di kabupaten Pati benar adanya. Hal tersebut dapat dilihat dari catatan pernikahan pada tahun 2012 hanya sejumlah 6.049, tahun 2017 sejumlah 6838, tahun 2004 sejumlah 7098, dan tahun 2009 sejumlah 7.352.

Sedangkan rata rata pencatatan pernikahan pada Tahun Duda hanya mencapai 311 kali setiap tahunnya. Adanya pengaruh kepercayaan Gugon Tuhon pada Tahun Duda telah terbukti mempengaruhi jumlah pencatatan pernikahan di Kabupaten Pati. Hal ini dibuktikan secara konkrit adanya penurunan jumlah pernikahan pada Tahun Duda yang hanya 34,2% dibandingkan jumlah keseluruhan catatan pernikahan.

Terdapat perbedaan jumlah pencatatan pernikahan pada Tahun Biasa (tanpa adanya Gugon Tuhon) jumlah rata-rata pencatatan pernikahan pada Tahun Biasa di Kabupaten Pati sebesar 597 kali setiap tahunnya atau sebanyak 65,8% dibandingkan pada Tahun Duda (yang memiliki kepercayaan adanya Gugon Tuhon) yang hanya 34,2%.

Sebelumnya, warganet di TikTok dihebohkan dengan adanya mitos tahun 2024 tidak boleh menikah lantaran Tahun Duda.  “Primbon Jawa. Info tahun 2024 tahun duda. Lekase kapan sampai kapan? Tahun duda jatuhnya pada hari selasa pahing tanggal 1 suro/muharam 1446 (7 juli 2024-25 Juni 2025),” demikian tulis akun TikTok @Banyu M*** dikutip pada Selasa (2/1/2024).

Berdasarkan penjelasan akun tersebut terkait mitos 2024 tidak boleh menikah lantaran dianggap Tahun Duda. Namun larangan tersebut hanya berlaku mulai 7 Juli 2024-25 Juni 2025. Sedangkan mitos pernikahan itu tak berlaku untuk tanggal-tanggal sebelum 7 Juli 2024.

Terlepas dari mitos tersebut, dalam pernikahan Jawa, perhitungan weton juga sangat berpengaruh terhadap penentuan hari pernikahan.  Nah, bagi Anda yang berencana untuk menikah dalam waktu dekat, ada sejumlah prediksi tanggal terbaik yang dinilai bagus untuk menikah di tahun 2024 jika merujuk kepada ramalan bintang.

Berikut ini panduannya dikutip dari bridestory.com pada Selasa (2/1/2024):

– Bagi pasangan yang memiliki weton Pahing, Pon, Wage, Kliwon, kurantil, manis, atau ugu, pilihan tanggal terbaik yang dirasa pas untuk menikah adalah 8 Januari 2024. Hal ini lantaran rasi bintang di tanggal tersebut dipercaya mampu memperkuat romantisme hubungan dan kesuburan dalam kehidupan pernikahan.

– Bila waktu lahir Anda jatuh kepada hari Senin atau Selasa, maka perkiraan tanggal pernikahan yang disarankan adalah 12 Februari 2024. Karena pada saat itu, planet Venus diprediksi berada dalam posisi terbaiknya sehingga setiap pasangan yang berikrar suci akan terus dilimpahi dengan cinta dan kasih sayang yang tak pernah putus.

– Sementara itu, Anda yang lahir pada hari Rabu atau Kamis diprediksi akan memperoleh segenap keberuntungan apabila melangsungkan pernikahan pada 29 Maret 2024. Hari tersebut diyakini memiliki konfigurasi planet yang dapat mendorong kesuksesan dari segi karier dan keuangan pasangan di masa yang akan datang.

– Menikah pada 1 Juli 2024 sangat disarankan untuk pasangan yang lahir pada hari Jumat atau Sabtu. Karena diyakini bahwa bintang-bintang pada tanggal tersebut dapat memberikan energi positif yang mendukung stabilitas hubungan dan keberhasilan keturunan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya