SOLOPOS.COM - Ilustrasi mulut bau cegukan (Freepik)

Solopos.com, SOLO — Studi akademis menunjukkan peningkatan hubungan antara buruknya kesehatan oral dan penyakit sistemik. Penyakit itu termasuk diabetes dan penyakit kardiovaskular, dan hubungannya dengan komplikasi dalam kehamilan.

Penelitian terbaru dari Ipsos dalam kemitraan bersama Glaxo Smith Kline (GSK) Consumer Healthcare menunjukkan hubungan ini masih belum diketahui secara luas. Temuan mengarah pada keprihatinan orang-orang tidak merawat kesehatan oral secara proaktif.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Studi terbaru oleh Ipsos dan GSK Consumer Healthcare itu diadakan dengan 4.500 peserta dari 9 negara, termasuk 500 peserta dari Indonesia. Temuan utama dari responden di Indonesia menyoroti kesadaran publik yang rendah terhadap dampak kesehatan oral terhadap kesehatan menyeluruh.

Baca Juga : Masalah Kesehatan Gigi dan Mulut Ini Banyak Terjadi di Masa Pandemi

Kesadaran rendah terhadap pentingnya kesehatan oral selama kehamilan sangat berpengaruh pada bayi. Perempuan hamil dengan penyakit gusi parah (periodontitis) berisiko lebih tinggi melahirkan bayi prematur, menderita praeklampsia, atau melahirkan bayi dengan berat badan rendah.

Kelompok berisiko yang lebih tinggi juga tidak menyadari hubungan antara kesehatan mulut dengan diabetes. Kesehatan mulut yang buruk bisa mempersulit tubuh untuk mengendalikan level gula darah, dan merespons dengan baik terhadap insulin.

Gilirannya level glukosa darah yang tinggi dalam ludah penderita diabetes tipe 1 dan tipe 2 bisa meningkatkan risiko kerusakan gigi. Level gula darah tinggi bisa menimbulkan luka umum, termasuk luka di dalam mulut.

Sikat Gigi

Studi tersebut menyoroti peran signifikan dari kunjungan ke dokter gigi secara teratur dalam meningkatkan pemahaman terhadap relevansi kesehatan mulut terhadap kesehatan secara keseluruhan.

Presiden Ikatan Periodontologi Indonesia, drg. Hari Sunarto, Sp.Perio(K), mengatakan hubungan antara kesehatan mulut dan kesehatan secara keseluruhan telah didokumentasikan dengan baik oleh komunitas ilmiah. Namun, kesadaran publik terhadap manfaat yang lebih luas dari menyikat gigi dengan hati-hati, merawat rongga mulut, dan kunjungan berkala ke dokter gigi masih tetap rendah.

“Ada kebutuhan nyata untuk menunjukkan kepada konsumen bahwa risikonya lebih besar daripada sekadar senyum, jika mereka tidak merawat mulut mereka dengan baik,” ujar Hari dalam rilisnya, Rabu (6/10/2021).

Baca Juga : Masalah Kesehatan Gigi dan Mulut Ini Banyak Terjadi di Masa Pandemi

Manajer Umum, Asia Tenggara dan Taiwan, GSK Consumer Healthcare, Emerson Aguinaldo, mengatakan sehat merupakan kebiasaan yang paling biasa. Kebiasaan perawatan mulut yang baik seperti menyikat gigi secara teratur sudah terbukti efektif.

“Semua perlu menunjukkan kepada orang-orang tentang betapa hebatnya kebiasaan ini, karena banyak efek positif yang bisa ditimbulkan terhadap kesehatan secara keseluruhan, yang pada akhirnya mengurangi risiko menimbulkan sejumlah kondisi kesehatan dalam jangka panjang.

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya